Hari Kedua
Keesokan harinya, setelah selesai sarapan. Kami beserta
rombongan langsung meluncur meninggalkan hotel menuju tempat dimana Baksos akan
dilaksanakan. Setelah menempuh perjalanan sekitar setengah jam, kami sampai di
tempat tujuan, tepatnya di sebuah Madrasah Ibtidaiyah Belyounech. Madrasah ini
didirakan sekitar dua tahun yang lalu, yakni pada tahun 2011. Sampai saat ini,
jumlah murid yang terdaftar di sekolah ini sekitar 600 orang murid, mulai dari
jenjang kelas satu sampai jenjang kelas enam. Nama Belyounech sendiri diambil
sesuai nama wilayah atau perkampungan tempat madrasah ini berdiri, yakni
perkampungan Belyounech, Fnideq-Tetuoan.
Sesampainya di tempat tujuan, kami langsung mengangkut
serta merapikan obat-obatan dan peralatan-peralatan medis pada tempat yang
disediakan. Selain itu, kami juga terlebih dahulu harus merapikan ruang-ruang
kelas yang nantinya akan digunakan sebagai ruang penyuluhan dan pelayanan
kesehatan selama kegiatan berlangsung.
Setelah semua obat-obatan dan ruangan tertata rapi, para
tim dibagi kedalam beberapa ruang sesuai dengan spesialisasi atau jurusan
mereka masing-masing. Sebelum acara pelayanan dan penyuluhan kesehatan gratis
ini dimulai, para rekan-rekan mahasiswa kedokteran mengawalinya dengan foto
bersama dengan Dubes RI untuk kerajaan Maroko Bapak H. Tosari Wijaya. Fungsi
Konsuler, Ibu Tanti Widiyastuti, serta Bapak Husnul Amal beserta istri serta
kami dari perwakilan PPI maroko.
Setelah sesi foto selesai, Bapak Dubes beserta rombongan
melakukan peninjauan sekaligus bersilaturrahmi dengan para guru dan murid di
setiap ruangan kelas. Dalam kesempatan ini, Bapak H. Tosari Wijaya menyapa
anak-anak serta berbicara di depan mereka menyampaikan maksud dan tujuan
keikutsertaan KBRI - Rabat pada kegiatan Bakti Sosial ini. Beliau mengatakan,
bahwa maksud dan tujuan kegiatan ini tidak lain ialah untuk mempererat hubungan
baik Indonesia-Maroko yang tidak hanya dalam lingkup para elit penyelanggara
pemerintahan saja, tapi terjun langsung melakukan kontak dan dialog langsung (face
to face) kepada masyarakat kalangan bawah Maroko, terlebih kepada
anak-anak peserta didik yang merupakan generasi masa depan yang tentunya
diharapkan dapat meneruskan ikatan persabatan baik kedua Negara untuk masa yang
akan datang.
Selain itu, Bapak Dubes juga berpesan kepada anak-anak
agar selalu rajin dalam belajar, agar suatu saat dapat berkunjung ke Indonesia
untuk belajar atau sebagai delegai dari Maroko pada even-even internasional
yang diadakan di Indonesia.
Pak Dubes juga menyempatkan diri berdioalog langsung
dengan para pelajar di ruang terbuka, memperkenalkan Indonesia dengan segala
potensi dan keindahannya, serta berfoto bersama, riang gembira.
Antusias anak-anak saat kami hadir berkontak langsung
dengan mereka sangat luar biasa, kami juga berdialog panjang lebar bersama
mereka. Hampir semua waktu kami habiskan untuk berbincang, bercanda dan bermain
bersama dengan mereka. Ketika kami bertanya tentang Indonesia kepada mereka,
hampir setiap mereka menjawab bahwa Indonesia adalah Negara yang penduduknya
merupakan mayoritas muslim terbesar di dunia. Walau tidak dipungkiri karena
kelogoan dan kekurangan informasi yang mereka dapat, ada beberapa mereka yang
tidak tahu dimana letak Indonesia.
Bersama mereka kami menyanyikan lagu Indonesia Raya,
belajar berhitung, menghapal nama-nama hari, dan beberapa istilah dalam Bahasa
Indonesia.
Ketika waktu istirahat untuk makan siang tiba, bersama
rekan dokter-dokter muda kami berjalan menyusuri keindahan alam di daerah
paling utara Maroko ini. menghirup udara segar bukit-bukit batu granit yang di
dampingi keindahan laut Mediterania. Berkunjung ke pulau Laila. Pulau kecil
yang pernah dipersengketakan oleh Maroko dan Spanyol tentang status
kepemilikannya.
Setelah waktu istirahat dan makan siang selesai, kegiatan
pelayanan kesehatan dilanjutkan.
Sekitar pukul 18.00, kegiatan baksos pun selesai. Kami
beserta rekan-rekan segera mengemas obat-obatan serta peralatan medis untuk
ditata rapi. Setelah semua peralatan dan obat-obatan tertata rapi, kami langsung
menuju Bus kembali ke hotel untuk beristirahat.
Sebelum bersistirahat di hotel, kami dijamu makan malam
oleh perwakilan Dinas Kesehatan kota Tetouan, Sidi Badahi di Pusat Kesehatan
dan Turis.
Setelah acara makan malam selesai, kami segera menuju
penginapan untuk beristirahat.
Sekilas Belyounech
Belyounech merupakan perkampungan kecil yang terletak
antara kawasan Tanger-Tetouan. Bersebelahan langsung (sebelah timur) dengan
kota Ceuta-Spanyol. Dari kawasan ini kita bisa menyaksikan dengan jelas Negeri
Matador, Spanyol. Karena jaraknya yang hanya sekitar 20 Km saja. Begitu juga
dengan Gibraltar (Jabal Thariq) yang hanya berjarak sekitar 14 Km.
Perkampungan kecil ini sungguh asri dan menakjubkan.
Udara segar kawasan pegunungan yang langsung bersentuhan dengan pantai laut
Mediterania yang berpasir putih memberi nuansa baru bagi mereka yang berkunjung
ke daerah ini. Merasakan hembusan udara bersih jauh dari polusi dan kebisingan
ibu kota. Nyaman dan damai.
Masyarakat kawasan ini meyakini, bahwa disinilah tempat
menyeberangnya sang panglima muslim Thariq Bin Jiyad dalam misi penyebaran
islam dikawasan Eropa-Spanyol. Oleh karena itu, mereka juga menamakan salah
satu gunung di sekitar kawasan ini dengan nama Jbel Moussa (Gunung Musa) yang
dinisbatkan kepada salah satu Gubernur Bani Umayyah untuk kawasan Afrika saat
itu. Yang juga merupakan panglima muslim yang tangguh.
Di kawasan ini juga ada sebuah pulau yang dinamai pulau
Laila (Jazirah Laela), status kepemilikan pulau ini pernah dipersengketakan
antara kejaran Maroko dan spanyol.
Penduduk Belyounech sendiri menggantungkan sumber
kehidupan mereka sebagai Nelayan, atau pekerja di kota bahkan ke Spanyol.
Walaupun berada di kawasan yang sangat jauh dari ibu
kota, dan merupakan kawasan perbatasan. Sarana dan prasarana serta layanan
publik di perkampungan ini sangat luar biasa. jauh berbeda dengan daerah
perbatasan kita di Indonesia. Rumah-rumah penduduk disini sangat indah bak
vila-vila mungil di luar kota dan di daerah pegunungan. Inilah pintu gerbang
Negeri yang sepertinya harus ditiru oleh Indonesia demi menjaga harkat dan
martabat sebagai Negara besar didepan Negara-negara tetangga.
Next...!