23 November, 2013

Bakti Sosial di Maroko (III)

Hari Ketiga
Sekitar pukul 12.00 siang, kami chek out Hotel. Kemudian bersiap-siap untuk kembali ke Rabat.

Tepat pukul 13.00 Bus melaju meninggalkan Fnideq. Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam, kami sampai di kota M'deq untuk beristirahat sekaligus makan siang disebuah rumah makan seafood.

Disini kami menghabiskan waktu sekitar dua jam, karena pukul 16.00 kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Rabat.

Sekitar 2 jam kemudian, kami sampai di Munasirah, kawasan dekat kota Kenitra. Kami mampir di sebuah café di daerah ini. Sambil menikmati udara malam dan secangkir kopi, para panitia dan dokter yang bertugas melakukan evaluasi dan laporan selama kegiatan berlangsung. Satu persatu para penanggungjawab setiap tim yang bertugas di lapangan memaparkan laporan mereka.

Laporan mereka berisi tentang diaknosa penyakit yang mereka temui di lapangan, mengenai obat-obatan serta tentang kesimpulan setiap tim.

Berdasarkan data hasil laporan ini, dapat disimpulkan bahwa Jumlah pasien yang ikut berpartisipasi dan memeriksakan keluhan dan  penyakit mereka pada kegiatan ini sekitar 450 orang pasien dan mayoritas pasien anak-anak dengan diaknosa kebanyakan dari mereka menderita saluran pencernaan.

Acara diakhiri dengan pembagian piagam penghargaan kepada seluruh pastisipan. Sebelum acara ditutup, panitia meminta kami sebagai partisipan dari Indonesia untuk menyampaikan beberapa patah kata. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan rasa terimakasih dan aprisiasi kepada mereka yang telah berkenan memberi kami ruang untuk ikut berparstisipasi dalam kegiatan mulia ini. Diakhir kata, kami juga meminta kepada mereka agar selalu menjaga silaturrahmi yang sudah terjalin dan berharap dapat berkerjasama pada kesempatan-kesempatan berikutnya. Demi persabatan Indonesia – maroko yang lebih baik dan berkesinambungan da masa mendatang.

Setelah evaluasi dan laporan serta pembagian piagam penghargaan selesai, acara diakhiri dengan foto bersama, dan kemudian perjalanan kembali ke Rabat dilanjutkan.

Tepat pukul 22.30, bus berhenti di Madinah Irfan, Rabat. Para peserta dari kota Rabat turun dari Bus menuju tempat tinggal mereka masing-masing. Sedangkan rekan-rekan yang berdomisili di kota Casablanca melanjutkan perjalanan mereka.

Inilah reportase selama mengikuti kegiatan Sosio medical Caravan kemarin yang dapat kami bagi kepada teman-teman. Banyak pengalaman dan kesan yang tentunya sangat berharga bagi kami sebagai perwakilan dari PPI Maroko sebagai partisipan dalam kegiatan sosial ini. mudah-mudahan di lain waktu PPI mampu mengadakan kegiatan bakti sosial (Baksos) dengan langsung terjun ke masyarakat kalangan bawah, ke daerah-daerah terpencil. Karena ini tentunya sangat mengena di hati masyarakat Maroko.

Reporter:
Herdiansyah (Dept. Keilmuan & SDI)
Imroatul 'Alimatun Nafi'ah (Dept. Humas)

Tamat.




Bakti Sosial di Maroko (II)

Hari Kedua
Keesokan harinya, setelah selesai sarapan. Kami beserta rombongan langsung meluncur meninggalkan hotel menuju tempat dimana Baksos akan dilaksanakan. Setelah menempuh perjalanan sekitar setengah jam, kami sampai di tempat tujuan, tepatnya di sebuah Madrasah Ibtidaiyah Belyounech. Madrasah ini didirakan sekitar dua tahun yang lalu, yakni pada tahun 2011. Sampai saat ini, jumlah murid yang terdaftar di sekolah ini sekitar 600 orang murid, mulai dari jenjang kelas satu sampai jenjang kelas enam. Nama Belyounech sendiri diambil sesuai nama wilayah atau perkampungan tempat madrasah ini berdiri, yakni perkampungan Belyounech, Fnideq-Tetuoan.

Sesampainya di tempat tujuan, kami langsung mengangkut serta merapikan obat-obatan dan peralatan-peralatan medis pada tempat yang disediakan. Selain itu, kami juga terlebih dahulu harus merapikan ruang-ruang kelas yang nantinya akan digunakan sebagai ruang penyuluhan dan pelayanan kesehatan selama kegiatan berlangsung.

Setelah semua obat-obatan dan ruangan tertata rapi, para tim dibagi kedalam beberapa ruang sesuai dengan spesialisasi atau jurusan mereka masing-masing. Sebelum acara pelayanan dan penyuluhan kesehatan gratis ini dimulai, para rekan-rekan mahasiswa kedokteran mengawalinya dengan foto bersama dengan Dubes RI untuk kerajaan Maroko Bapak H. Tosari Wijaya. Fungsi Konsuler, Ibu Tanti Widiyastuti, serta Bapak Husnul Amal beserta istri serta kami dari perwakilan PPI maroko.

Setelah sesi foto selesai, Bapak Dubes beserta rombongan melakukan peninjauan sekaligus bersilaturrahmi dengan para guru dan murid di setiap ruangan kelas. Dalam kesempatan ini, Bapak H. Tosari Wijaya menyapa anak-anak serta berbicara di depan mereka menyampaikan maksud dan tujuan keikutsertaan KBRI - Rabat pada kegiatan Bakti Sosial ini. Beliau mengatakan, bahwa maksud dan tujuan kegiatan ini tidak lain ialah untuk mempererat hubungan baik Indonesia-Maroko yang tidak hanya dalam lingkup para elit penyelanggara pemerintahan saja, tapi terjun langsung melakukan kontak dan dialog langsung (face to face) kepada masyarakat kalangan bawah Maroko, terlebih kepada anak-anak peserta didik yang merupakan generasi masa depan yang tentunya diharapkan dapat meneruskan ikatan persabatan baik kedua Negara untuk masa yang akan datang.

Selain itu, Bapak Dubes juga berpesan kepada anak-anak agar selalu rajin dalam belajar, agar suatu saat dapat berkunjung ke Indonesia untuk belajar atau sebagai delegai dari Maroko pada even-even internasional yang diadakan di Indonesia.

Pak Dubes juga menyempatkan diri berdioalog langsung dengan para pelajar di ruang terbuka, memperkenalkan Indonesia dengan segala potensi dan keindahannya, serta berfoto bersama, riang gembira.

Antusias anak-anak saat kami hadir berkontak langsung dengan mereka sangat luar biasa, kami juga berdialog panjang lebar bersama mereka. Hampir semua waktu kami habiskan untuk berbincang, bercanda dan bermain bersama dengan mereka. Ketika kami bertanya tentang Indonesia kepada mereka, hampir setiap mereka menjawab bahwa Indonesia adalah Negara yang penduduknya merupakan mayoritas muslim terbesar di dunia. Walau tidak dipungkiri karena kelogoan dan kekurangan informasi yang mereka dapat, ada beberapa mereka yang tidak tahu dimana letak Indonesia.

Bersama mereka kami menyanyikan lagu Indonesia Raya, belajar berhitung, menghapal nama-nama hari, dan beberapa istilah dalam Bahasa Indonesia.

Ketika waktu istirahat untuk makan siang tiba, bersama rekan dokter-dokter muda kami berjalan menyusuri keindahan alam di daerah paling utara Maroko ini. menghirup udara segar bukit-bukit batu granit yang di dampingi keindahan laut Mediterania. Berkunjung ke pulau Laila. Pulau kecil yang pernah dipersengketakan oleh Maroko dan Spanyol tentang status kepemilikannya.

Setelah waktu istirahat dan makan siang selesai, kegiatan pelayanan kesehatan dilanjutkan.
Sekitar pukul 18.00, kegiatan baksos pun selesai. Kami beserta rekan-rekan segera mengemas obat-obatan serta peralatan medis untuk ditata rapi. Setelah semua peralatan dan obat-obatan tertata rapi, kami langsung menuju Bus kembali ke hotel untuk beristirahat.

Sebelum bersistirahat di hotel, kami dijamu makan malam oleh perwakilan Dinas Kesehatan kota Tetouan, Sidi Badahi di Pusat Kesehatan dan Turis.

Setelah acara makan malam selesai, kami segera menuju penginapan untuk beristirahat.

Sekilas Belyounech
Belyounech merupakan perkampungan kecil yang terletak antara kawasan Tanger-Tetouan. Bersebelahan langsung (sebelah timur) dengan kota Ceuta-Spanyol. Dari kawasan ini kita bisa menyaksikan dengan jelas Negeri Matador, Spanyol. Karena jaraknya yang hanya sekitar 20 Km saja. Begitu juga dengan Gibraltar (Jabal Thariq) yang hanya berjarak sekitar 14 Km.

Perkampungan kecil ini sungguh asri dan menakjubkan. Udara segar kawasan pegunungan yang langsung bersentuhan dengan pantai laut Mediterania yang berpasir putih memberi nuansa baru bagi mereka yang berkunjung ke daerah ini. Merasakan hembusan udara bersih jauh dari polusi dan kebisingan ibu kota. Nyaman dan damai.

Masyarakat kawasan ini meyakini, bahwa disinilah tempat menyeberangnya sang panglima muslim Thariq Bin Jiyad dalam misi penyebaran islam dikawasan Eropa-Spanyol. Oleh karena itu, mereka juga menamakan salah satu gunung di sekitar kawasan ini dengan nama Jbel Moussa (Gunung Musa) yang dinisbatkan kepada salah satu Gubernur Bani Umayyah untuk kawasan Afrika saat itu. Yang juga merupakan panglima muslim yang tangguh.

Di kawasan ini juga ada sebuah pulau yang dinamai pulau Laila (Jazirah Laela), status kepemilikan pulau ini pernah dipersengketakan antara kejaran Maroko dan spanyol.
Penduduk Belyounech sendiri menggantungkan sumber kehidupan mereka sebagai Nelayan, atau pekerja di kota bahkan ke Spanyol.


Walaupun berada di kawasan yang sangat jauh dari ibu kota, dan merupakan kawasan perbatasan. Sarana dan prasarana serta layanan publik di perkampungan ini sangat luar biasa. jauh berbeda dengan daerah perbatasan kita di Indonesia. Rumah-rumah penduduk disini sangat indah bak vila-vila mungil di luar kota dan di daerah pegunungan. Inilah pintu gerbang Negeri yang sepertinya harus ditiru oleh Indonesia demi menjaga harkat dan martabat sebagai Negara besar didepan Negara-negara tetangga.

Next...!

Bakti Sosial di Maroko (I)

REPORTASE BAKSOS "SOSIO-MEDICAL CARAVAN"
 Fnideq, 27 – 29 September 2013.
Hari Pertama
Jum'at 27 September pukul 16.30 (GMT+1) kami beserta rombongan International Federation of Medical Studens' Associations (IFMSA) – Morocco dengan mengendarai Africa Bus berkapasitas 48 tempat duduk berangkat dari Madinah Irfan-Rabat menuju Fnideq-Tetouan.

Perjalanan berjalan lancar tanpa hambatan. Lama perjalanan dari Rabat menuju Fnideq ditempuh sekitar 7 jam, dengan dua kali istirahat untuk sekedar melepas lelah dan makan malam.

Ketika sampai di Tetouan sekitar pukul 21.00. Bus berhenti di depan restoran La Dolaba, kemudian rombongan segera turun dari Bus untuk melepas lelah sekaligus makan malam. Sebelum menyantap hidangan makan malam, para panitia memperkenalkan para penanggungjawab kegiatan dan sedikit briefing untuk kegiatan besok pagi. Setelah hampir satu jam kemudian, kami melanjutkan perjalanan menuju Fnideq,  

Setelah menempuh perjalanan hampir setengah jam, Sekitar pukul 23.30 kami sampai di hotel La Corniche-Fnideq untuk tempat bermalam selama kegiatan Bakti Sosial berlangsung.

Sekilas IFMSA

IFMSA (International Federation of Medical Studens' Associations) adalah sebuah organisasi non profit yang berdiri pada tahun 1951, organisasi ini merupakan wadah yang menghimpun mahasiswa kedokteran seluruh dunia. Maroko sendiri mulai bergabung dengan organisasi induk ini pada tahun 2012 yang kemudian diberi nama IFMSA-Maroko. Sampai saat ini anggota IFMSA maroko sendiri berjumlah sekitar 250 anggota yang tergabung dari dua kota besar, Casablanca dan Rabat. Berdasarkan keterangan dari hasil wawancara eksklusif kami kepada salah satu punggawa IFSMA-Maroko bahwa saat ini baru dua fakultas kedoteran ini yang tergabung dalam organisasi induk IFSMA-Maroko. Dalam waktu dekat, tiga fakultas kedokteran akan dibuka kembali di Maroko, diantaranya Fes dan Marakech.




Bersambung...!