31 Juli, 2012

Keunikan Sholat Tarawih di Maroko

Mesjid Hassan II (Google image)
Bismillah, walhamdulillah, wasshalatu wassalamu 'ala Rasulillah....
Saudara pembaca yang dimuliakan Allah, semoga selalu dalam keberkahan Ramadhan karim.....


Sebenarnya sejak awal Ramadhan kemarin saya ingin menuliskan postingan ini. Tapi karena satu dan lain hal, baru sekarang jari-jari tangan ini mau diajak bermain bersama dengan tombol-tombol keyboard, itung-itung sambil menunggu azan maghrib tiba.

Tanpa terasa, kini Ramadhan telah memasuki hari kesebelas. Puasa Ramadhan kali ini adalah moment yang sangat berkesan bagi saya, kenapa? karena Ramadhan kali ini adalah Ramadhan pertama saya di bumi Maghribi ini, negeri seribu huffadz, negeri seribu benteng; Maroko. Berkesan karena tentu banyak nuansa baru yang saya rasakan selama menjalani Ramadhan kali ini. Nuansa baru yang memberi sensasi berbeda jika dibandingkan berpuasa di Tanah Air sebelumnya. 

Jika di Indonesia saya biasanya berpuasa selama hampir 14 jam. Maka, disini saya menghabiskan waktu sekitar 18 jam untuk menunggu saat berbuka. Karena saat ini, Maroko dalam puncak musim panas. Yang  mana siangnya lebih panjang dari malam, dan suhu yang lumayan panas. Imsak dimulai sekitar pukul 04:00 dan azan maghrib sekitar pukul 19:45. 


Pepatah mengatakan, "lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya". Lain tempat, maka lain pula budaya, adat kebiasaannya. Terutama dalam bulan Ramadhan. Mulai dari sahur, berbuka, sholat tarawih dan lain-lain; Maroko punya gaya khas tersendiri.

Begitu banyak corak ke-khas-an itu, maka mungkin lebih baik saya membagi tulisan ini menjadi beberapa episode. Biar tidak terlalu membosankan. Maka, episode pertama saya pilih tentang cara orang Maroko melaksanakan sholat Tarawih.

Maghribi, (sebutan mashur negara yang berada di belahan Utara Benua Afrika ini) secara mayoritas menganut faham mazhab Maliki dalam berfiqih. Faham 'Asy'ary dalam bertauhid. Hanya sedikit saja yang berfaham lain dalam hal ini. Karena Raja mereka memerintahkan untuk satu dalam bermadzhab.

Sejauh pengalaman saya yang baru pertama kali melaksanakan puasa ramadhan di negeri ini. Ada sedikit keunikan mereka dalam  hal sholat sunah Tarawih. Yakni bagaimana cara pelaksaannya. Sedangkan secara bilangan raka'at bisa dikatakan sama dengan di Tanah Air. Ada yang 8 raka'at plus 3 witir, dan 20 raka'at plus 3 witir. Bisanya tergantung mesjid atau tempat melaksanakan sholat tarawih tersebut.


Yang 8 raka'at plus 3 witir, sama cara pelaksaannya seperti di Tanah Air. Yang membedakan hanya panjang  bacaan ayat saja, yang mana disini hampir 1 juz penuh. Sedangkan mesjid yang melaksnakan tarawih dengan bilangan 20 raka'at memilki perbedaan cara pelaksaannya dengan di Tanah Air. Karena mereka melaksanakannya dalam dua putaran. Putaran pertama dilaksanakan  8 raka'at selepas sholat isya' sekitar pukul 21:15 dan akan berakhir sekitar satu jam selanjutnya, yakni pukul 22:15. Lalu kapan pelaksaan sisa 12 raka'at lainnya?. Inilah hal yang membedakan itu. Mereka akan melanjutkan sisa raka'at tersebut sekitar satu jam sebelum azan shubuh berkumandang. 


Namun, berdasarkan info dari abang-abang senior disini. hal 2 kali putaran tersebut tidak berlaku saat sepuluh terakhir ramadhan. Karena pada saat itu, mereka akan melaksanakannya satu putaran penuh sampai subuh. (nggak kebayang gmna serunya nanti ketika hari 10 terakhir, smg dipanjangkan umur..amiin...)


Satu lagi yang membuat saya kerasan melaksanakan tarawih disini, yakni antusias jama'ahnya dalam menghidupkan malam-malam bulan suci ini sungguh luar biasa, kemudian dengan ditemani  imam yang Hafidz dengan lantunan-lantuanan ayat yang sangat merdu, menjadikan tarawih yang panjang tidak terasa.


                                                                    ...bersambung....

28 Juli, 2012

Sajak Pagi

Hari ini aku bertengkar dengan pagi,,,
Tau kenapa,,,?
karena dia mengajakku membuai mimpi lagi,
meneruskan mimpi malam yang tak sempurna,,,


"tak usah kau hiraukan mentari yang meninggi" katanya.
akupun diam tak memberi janji.


Tiba-tiba temanku mengomentari,
"kadang aku mengalah pada pagi".


Kemudian, aku berusaha menimpali,
"kalau satu bulan ini, aku selalu mengalah pada pagi,
mungkin selamanya aku merugi,
karena bulan agung ini tak akan kembali"


Temanku berapologia,
"Aku mencintai pagi bak akan menemui bidadari"


"Mimpi bersama pagi,
membuatku lupa diri,
bahwa aku di bulan nan suci,
bulan bertadarrus mengaji." 


aku menimpali, untuk yang terakhir kali.

22 Juli, 2012

Rihlah Tadabbur Alam

Sebagai ungkapan rasa syukur atas lancarnya acara konfercab I PCINU Maroko, sekaligus menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan yang di nanti-nanti. Rombongan panitia kemudian pergi bersama melakukan Rihlah Tadabbur Alam ke salah satu objek wisata di kawasan kota Sale-Rabat, Maroko. Objek wisata yang dikunjungi ialah Hadiqoh 'Ajibah Sidi Bouknadel (Taman Eksotis Tuan Bouknadel) yang dalam bahasa perancisnya " Jardins Exotiques de Bouknadel".

Tempat wisata yang asri oleh pepohonan besar dan bunga-bunga indah ini dibangun oleh seorang insinyur holtikultura berkebangsaan perancis yang bernama Francois Marcel. Pada tahun 1951 ia memperolah empat hektar tanah di kawasan Bouknadel menuju kota Kenetra. Lalu sekitar 10 tahun kemudian ia menyulap lahan tersebut menjadi sebuah taman eksotis yang terbuka untuk umum. Di taman ini terdapat tanaman dari China, Asia Selatan, Kongo, Jepang, Brazil atau Polinesia.
pohon ini berusia sekitar 330 tahun
Keberadaan taman asri sebagai cagar alam ini kemudian mendapat sambutan hangat dari warga Maroko. Karena tempat yang sejuk dan asri ini sangat mereka rindukan, apalagi kala musim panas tiba, seperti saat sekarang ini.

Rombongan panitia yang berangkat pada rihlah kali ini terbagi kedalam dua kloter, kloter pertama dari kota kenetra yang berjumlah sekitar 27 orang yang di dominasi oleh panitia dari mahasiswa STAINU kelas internasional, dan kloter kedua dari sekretariat PPI Maroko yang berjumlah sekitar 18 orang.

Sekitar pukul empat sore waktu setempat, kedua rombongan telah berkumpul di depan pintu masuk taman. Karena dilarang membawa makanan masuk ke taman, maka akhirnya ketua panitia mengajak makan sore terlebih dahulu ditempat yang disediakan sebelum masuk.

Setelah acara makan-makan selesai, tanpa membuang waktu rombongan lansung memasuki taman nan asri. dengan membayar tiket masuk sebesar 10 Dh (sepuluh dirham) perorang. Di dalam mereka masing-masing mencari tempat untuk mengabadikan momen ini. Melihat tempat yang aneh, keren, dan unik. Mereka selalu menjepritkan lensa kamera HP masing-masing.

Sungguh mengasikkan berlibur bersama, melepas lelah di taman asri nan sejuk. Dibawah pohon nan rindang. Seolah-olah sedang berada di tanah air, kampung halaman.
gua kecil
Setelah merasa cukup berceria berfoto bersama, kemudian dewan mustasyar mengajak kami ke suatu tempat di pinggir saung. Ternyata disana akan diadakan acara pembubaran panitia konfercab I PCINU Maroko. 

Setelah masing-masing perwakilan dari setiap seksi  melaporkan pertanggungjawaban, acara ditutup dengan nasehat dan do'a dan kemudian bergegas untuk berkemas meninggalkan objek wisata. Karena matahari sudah mau beristirahat ke peraduaannya.


18 Juli, 2012

Konfercab I PCINU Maroko

Setelah melalui kerja keras akhirnya mahasiswa Nahdlatul Ulama (NU) di Maroko yang  tergabung dalam panitia Konfercab NU Maroko berhasil menyelenggarakan Konferensi I Nahdlatul Ulama Cabang Istimewa (PCINU) pada musim panas ini, tepatnya pada Ahad (15/7) di Auditorium Institut National des Postes et Telecommunications de Rabat. Konfercab ini berlangsung mulai pukul 09.30-22.00 waktu setempat, dengan tema “Membentuk generasi yang cerdas, Nasionalis, berkarya dan berakhlak mulia”.
photo bersama setelah acara pembukaan konfercab(dalam auditorium)
photo bersama diluar auditorium
Konferensi ini dibuka secara resmi oleh ulama besar Maroko, Prof. Dr. Mariam Ait Ahmed, Guru Besar perbandingan agama dan Ketua organisasi persaudaraan Maroko-Indonesia yang ditandai dengan pemukulan gong. Turut hadir juga dalam acara pembukaan ini, Syeikh Hasan bin Ali Al Syarif al Kattani, Mursyid Thariqah Kattaniyyah dan guru besar Markaz Dirasat Kattaniyah, Dr. Belbasyir, Pendiri Fakultas Dirasat Islamiyyah di Maroko, Dubes RI untuk Kerajaan Maroko dan Stafnya, delegasi mahasiswa Maroko, delegasi perhimpunan mahasiswa Malaysia, Thailand dan sudan di Maroko serta Donatur dan sponsor. Acara pembukaan ini berlangsung mulai pukul 10.00 – 14.00.
penampilan Rebana STAINU kelas internasional 
Rangkaian agenda Konfercab kali ini diawali dengan pembukaan Konferensi, yang diisi dengan sambutan-sambutan, termasuk sambutan dari ulama Maroko, pemutaran video dokumenter NU berbahasa Arab, dialog terbuka dengan ulama Maroko dan tamu Undangan  dan penampilan tradisi ke-NU-an oleh para Mahasiswa STAINU yang sedang menempuh studi kelas Internasional di Univ. Ibnu Tofeil, Kenetra-Maroko. Ketika acara pembukaan ini berlangsung sempat diliput dan diadakan wawancara terlebih dahulu dengan wartawan telivisi terkenal Maroko.
Bersama DUBES RI-Maroko: Bapak Tosari Widjaja
Bersama Duta Besar RI untuk Maroko & Prof.Dr.Mariam Ait Ahmed   
Acara Dialog terbuka dengan ulama Maroko dan tamu undangan ini dipandu oleh H M. Sabiq al Hady, MA. (Mustasyar NU Maroko) dan Prof. Dr. Mariam Ait Ahmed sebagai Narasumbernya dengan tema “Prospek Dialog Agama dan Budaya antara Indonesia dan Maroko” dalam ruang lingkup ”Peran Mahasiswa Nahdlatul Ulama di Maroko”. Untuk mencapai target “Membuka peluang kerjasama NU dengan Ulama Maroko”. 
setelah acara
Di akhir kata sambutannya, Prof. Dr. Mariam Ait Ahmed mengapresiasi rangkaian acara konfercab kali ini, Beliau mengatakan, dirinya akan selalu mendukung agenda-agenda kegiatan PCINU Maroko ke depan dan mengajak bergabung dengan event-event besar yang ia adakan. Sedangkan Syeikh Hasan bin Ali Al Syarif al Kattani, menyatakan siap mengadakan tukar pengalaman tentang paham keislaman orang Indonesia yang nota bene bermadzhab Syafii dengan mengirimkan peneliti-peneliti NU ke Maroko dan sebalikanya.

sumber tulisan:http://www.nu.or.id

12 Juli, 2012

PENYAMBUTAN HUT RI KE-67 DI KBRI RABAT,MAROKO

Kemaren  sore, (Selasa,11 juli 2012) .sekitar pukul 16.30 waktu setempat. Bertempat di ruang serbaguna KBRI Rabat, Maroko. Diadakan pembukaan olahraga dalam rangka menyambut HUT RI yang ke-67. Sebelum acara pembukaan dimulai, para panitia membagikan kaos seragam olahraga Indonesia berwarna merah dan putih dengan logo garuda secara percuma kepada seluruh peserta yang hadir dalam pembukaan tersebut. Setelah semua peserta kompak dengan seragam merah-putihnya, acara pembukaanpun dimulai.
Acara pembukaan dimulai dengan instruksi untuk menyiapkan barisan oleh MC. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan ketua panitia Hari Kemerdekaan RI ke-67, dan Bapak Duta Besar LB-BP (Luar Biasa- Berkuasa Penuh) RI untuk kerajaan Maroko. Bapak Tosari Widjaja.

Sambutan panitia disampaikan langsung oleh ketua panitia, yaitu bapak Suparman Hasibuan (P.F.pensosbud). Dalam sambutannya, beliau menyampaikan ucapan terimakasih atas antusiasme peserta yang hadir dalam acara pembukaan tersebut.

Jika melihat pada para peserta yang  hadir serta yang telah mendaftar sebagai peserta lomba olahraga pada perayaan penyambutan HUT RI yang ke-67 ini, maka ia merupakan jumlah peserta terbesar dibanding tahun-tahun sebelumnya, menurut beliau. Hal ini menandakan bahwa jumlah mahasiswa Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Negeri Seribu benteng ini mengalami peningkatan pesat. Tentu hal ini patut kita banggakan, ucap beliau. Karena dengan banyaknya mahasiswa yang melanjutkan pendidikan di Maroko, diharapkan mampu memberikan sumbangsih yang berarti untuk bangsa dan agama nantinya. Memberi corak yang berarti untuk kemajuan Indonesia.

sambutan Bapak DUBES RI Maroko

Dalam sambutannya, beliau juga menyampaikan bahwa acara event tahunan ini diniatkan untuk memupuk semangat persaudaraan bagi seluruh masyarakat Indonesia yang saat ini berdomisili di Maroko.


Adapun dalam sambutan kedua yang disampaikan oleh Duta Besar LB-BP RI untuk kerajaan Maroko. Yaitu bapak Tosari Widjaja. Beliau mengawali sambutan dengan sebuah analogi sederhana tentang sebuah handphone yang harus selalu di charge untuk menambah daya. Layaknya sebuah handphone tersebut, yang harus selalu di charge untuk menambah dayanya agar bisa selalu digunakan, maka begitu juga layaknya perayaan HUT RI yang selalu diadakan setiap tahun oleh rakyat Indonesia. Agar kita selalu ingat bahwa kita pernah merdeka. Agar kita selalu ingat dengan peristiwa besar bersejarah ini.
Bapak Tosari Widjaja & Bapak Suparman Hasibuan

Dalam sambutanya, beliau juga berharap agar perayaan HUT RI yang selalu diadakan oleh rakyat Indonesia setiap tahun tidak hanya bersifat ceremonial belaka. Namun diharapkan mampu memecut kembali semangat patriotisme serta nasionalisme anak bangsa. Demi Indonesia yang maju. Demi Indonesia yang jaya.
Mengenai rangkaian olahraga yang diadakan, beliau juga menyinggung. Bahwa perlombaan-perlombaan yang diadakan pada event perayaan penyambutan HUT RI yang ke-67 ini adalah bukti semangat kita untuk mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal positif. Salah satunya dengan menggalakkan cinta olahraga demi jasmani-jasmani yang sehat untuk membangun Indonesia.

peserta pembukaan
Dalam perlombaan, kata beliau. Kalah atau menang hal biasa, bukan kemenangan yang sebenarnya kita harapkan, bukan juga hadiah yang direbutkan. Tapi lebih kepada sportifitas yang dijunjung. Lebih baik kalah terhormat dengan sportif daripada menang tanpa sportifitas dalam bertanding.

Kata beliau “Sportifitas mengajarkan kepada kita, bagaimana bersifat jujur. Mengakui kekalahan jika kita memang belum layak untuk menang. Mengakui kehebatan orang lain serta mengukur kemampuan diri sendiri”. Jika hal ini telah tertanam dalam jiwa setiap peserta yang ikut perlombaan, maka akan tercipta sebuah permainan yang berkualitas. Tidak akan ada wasit yang dihajar para pemain, atau sporter yang baku hantam dengan sporter lawan. Karena hal itu merupakan tanda bahwa tidak ada sportifitas dalam bermain. Semua mau menang tanpa menyadari kemampuan diri sendiri atau team.

photo bersama peserta yang hadir
simbolisai pembukaan oleh bapak Tosari Widjaja & ibu Tanti  Widyastuti
Setelah acara perayaan HUT RI yang ke-67 di KBRI Rabat, Maroko. Resmi dibuka oleh beliau dengan membaca ayat basmalah , Sambuatan diakhiri dengan ucapan “selamat bertanding” dengan selalu mengedepankan sportifitas dan ukhuwah persaudaraan sesama masyarakat Indonesia yang sedang berada di Maroko sekarang. Kemudian dilanjutkan dengan simbolisasi pembukaan pertandingan dengan permainan tenis meja antara bapak Duta Besar dan salah satu Home Staff KBRI.


Adapun beberpa cabang olahraga yang akan dilombakan pada perayaan ini yakni: futsal, tenis meja (ganda putra dan ganda putri), bola volly; gerak jalan, balap karung, dan lempar balon (buat anak-anak). Pertandingan dimulai dengan dengan cabang olahraga tenis meja ganda putra dan putri setelah acara pembukaan selesai.

Acara perlombaan perayaan HUT RI ke-67 di kota Rabat ini akan berlangsung selama satu minggu kedepan, dimulai pada tanggal 11 dan akan berakhir pada tanggal 16 juli nanti serta di ikuti oleh seluruh WNI di Maroko yang meliputi Home Staff dan Lokal Staff KBRI, anggota PPI Maroko dan masyarakat Indonesia yang bekerja di Maroko.


untuk koleksi foto-foto terlengkap, ada disini:http://www.facebook.com/media/set/?set=a.3500768957321.2126772.1214605210&type=1

05 Juli, 2012

GLOBALISASI ABAD KE-21 VS GENERASI ISLAM


Serangan arus globalisasi di Abad ke-21 yang semakin memuncak saat sekarang ini, bisa dikatakan semakin melemahkan kekuatan generasi-generasi islam dari segala lini. Hal ini bisa kita saksikan bagaimana sikap yang terlihat dalam diri generasi itu sendiri, yang semakin terpuruk oleh budaya di luar islam. Bagaimana cara bergaul, berpakaian, dan lain sebagainya. Yang sudah tidak mencerminkan sikap seorang muslim sejati. Islam hanya mereka jadikan formalitas belaka.

Globalisasi yang ditandai dengan perkembangan sains dan teknologi secara pesat, tanpa di imbangi dengan kemampuan sumber daya generasi islam dalam mengelola dan memfilternya,  akan semakin menyebabkan kehancuran moral generasinya. Pergaulan bebas, mode pakaian tak islami, penggunaan obat-obatan terlarang (narkoba, dan sejenisnya) adalah sebahagian efek negatif globalisasi yang tanpa perimbangan sumber daya individu islami tersebut.

01 Juli, 2012

Satu Pertiga Malam


Aku menangis meringis
dalam sujud yang diam
teringat dosa yang tercipta
bagai benih-benih tersemai

Aku menunduk mengemis
akan ampunan dunia yang kelam

mengharap surga, terhindar neraka
mengharap cinta, ridha dari-Nya

Menyulam do'a dalam damai
menyunting surga penuh harap
membasuh muka dalam taubat
menyiram iman yang telah berkarat

satu pertiga malam tanpa cahaya
deraian deras tanda sesal
sesegukan tanda tak kuat
membendung nafsu, khilaf bermaksiat

Ampuni aku ya robbi
yang lemah dalam iman
terbuai nafsu dalam berbuat nista
yang entah kapan akan berakhir.

hanya maaf, ampunan-Mu
penyejuk batinku
hanya huda petunjuk-Mu
jalan kembaliku

itulah kisah di pertiga malam
dalam kelam tanpa rembulan
mengharap cinta dari tuhan
walau diri terlalu kelam
oleh balutan nista tak terhingga.







Ahad,01/07/12.