30 Agustus, 2012

Kisah Dibalik Pembuatan KTP Maroko Keramat Jilid - II

Hai kawan, apa kabar? Masih ingatkah kalian tentang tulisan yang saya sebelumnya? itu loh, yang tertanggal 17 Maret 2012. Sekitar enam bulan yang lalu. Dengan judul “ Kisah Dibalik Pembuatan KTP Maroko Keramat”. Masih?, kalau lupa atau belum baca, saya persilahkan mampir sebentar disini  bit.ly/Q5fga5 . Itung-itung menghilangkan penat. Karena tulisan ini adalah seri lanjutan dari tulisan sebelumnya. Biar tidak terjadi miss komunikasi nantinya.

Tadi pagi, sekitar pukul 10:00 GMT. Saya mengayuh sepeda menuju kantor kepolisian Maroko (Amnul Wathany) untuk wilayah Mohammedia. Dengan sedikit keringat (karena panas yang menyengat) saya sampai di depan kantor kepolisian. Setelah sepeda terparkir, saya lansung menaiki anak tangga menuju  ruangan yang mengurus masalah per-KTP-an warga asing di lantai II. Karena masih sepi pengungjung. Tanpa mengantre, saya langsung dipersilahkan masuk ruangan. Setelah surat pengantar saya serahkan, si Bapak polisi langsung memeriksa kecocokan identitas dengan beberapa KTP baru yang ada. Tak beberapa lama, KTP langsung diserahkan kepada saya. Alhamdulillah yaa Rabb…Akhirnya KTP keramat itu selesai juga, dan sudah di tangan saya sekarang.

After that, sebelum saya keluar ruangan, pak polisi dengan senyum mengambang memberi tahu. Kalau KTP yang saya pegang sekarang harus segera diperpanjang lagi pada bulan duabelas nanti. “ Fii syahry istnasy, ta’uuddu ila huna” katanya, sambil memperagakan jari tangannya. Dengan membalas senyum, saya menjawab “ana fahimtu yaa sidi, syukron. Allahu yahfedzak”. Allahu Akbar! Masa baru ngambil sudah harus diperpanjang lagi. Tapi don’t care-lah yang penting sekarang KTP ini sudah di tangan. Paling enggak, rindu untuk memiliki KTP Maroko terobati.

Tapi tunggu dulu kawan, sejak bulan Maret (akhir cerita tulisan sebelumnya) sampai Agustus sekarang. Itu waktu yang cukup lama untuk sebuah penantian. Maukah kalian tau, apa yang terjadi selama rentang waktu tersebut? Dalam penantian hadirnya KTP keramat itu?. Silahkan telusuri paragraf selanjutnya…

Setelah waktu yang ditentukan (20 Maret,2012) tiba, saya kembali mengungjungi kantor kepolisian. Namun, apa yang terjadi. Sesampainya di kantor, saya dan beberapa orang Mali dibawa oleh petugas yang lain dengan mobil kepolisian menuju salah satu tempat. Saat itu, saya tak tau. Mau dibawa kemana kami. Orang Mali yang saya Tanya pun tak bisa memberi jawaban pasti. Karena mereka pun tak tau tujuan kami.

Sekitar 10 menit, mobil berhenti di depan sebuah kantor kepolisian lain. Terpampang jelas tulisan di tembok depan bangunan tersebut" "المحكمة الابتدائية )Pengadilan Tingkat Pertama(. Ternyata kami dibawa ke mahkamah kawan. “Mimpi apa saya semalam”, bisikku dalam hati. Alih-alih KTP selesai, malah masalah baru muncul. Gugup juga saya waktu itu. Seumur-umur selama di tanah air. Baru sekali ke kantor kepolisian. Itupun hanya untuk membuat surat keterangan berkelakuan baik. Sebagai persyaratan ke negeri matahari terbenam ini. tapi sekarang, saya bak pelaku kriminal saja. Dibawa ketempat ini. pikiranku tak menentu saat itu. Karena tak tau mau diapakan nanti kami didalam.

Setelah melewati beberapa ruangan gedung, kami disuruh masuk ruang paling belakang. Ternyata tempat itu adalah ruang penggeledahan dan tempat diamankannya para pelaku kriminal biasa. Seperti pelaku pencurian, perkelahian dan lain-lain. Didalam ruangan tersebut, kami disuruh duduk menunggu bersama puluhan orang Maroko lainnya. Yang tak ada satupun menampakkan rona kedamaian di wajah mereka. Semua terlihat gelisah, sesekali terdengar suara bentakan polisi dan pertengkaran diantara sesama mereka. Akupun diam seribu bahasa. Tak tau. Apa yang akan terjadi. Apakah aku akan ditahan di tempat ini. karena keterlambatan membuat KTP tersebut. Aku tak mengerti. Semoga tidak tuhan. Mau dibawa kemana muruah diri ini.

Hampir satu jam saya menunggu di ruangan tersebut. Akhirnya nama saya dipanggil. Salah satu petugas menyodorkan selembar kertas putih kepada saya, sambil memberi tahu. Kalau kertas tersebut adalah surat pengantar sementara selama menunggu proses pembuatan KTP selesai. Tanpa basa-basi, saya langsung meninggalkan tempat tersebut. Akhirnya rasa mencekam itu hilang juga. Saya disuruh datang ke kantor pembuatan KTP yang pertama esok harinya.

Keesokan hari, saya langsung mendatangi kantor sebelumnya dan menyerahkan surat rekomendasi dari mahkamah tempo hari untuk ditanda tangani. Setelah surat ditanda tangani. Petugas tersebut menyuruh saya untuk datang ke kantor itu lagi satu bulan kedepan untuk mengambil KTP yang sudah siap. Akupun mengiyakannya. Lega rasanya, ketika mengetahui bahwa KTP akan selesai bulan depan. Akupun langsung pulang.

Sebelum saya menutup cerita ini, saya mau memberi sedikit bocoran kawan. Bahwa janji orang Arab tersebut sangat susah untuk dipegang. Dulu saya hanya mendengar hal ini dari orang lain ketika di Tanah Air. Tapi sekarang saya mengalaminya sendiri. Satu bulan yang dijanjikan ternyata hanya omong-kosong. Hampir beberapa kali saya datang ke kantor kepolisian untuk menagih KTP yang dijanjikan. Ternyata belum selesai juga. Malah surat pengantar yang telah habis masa berlakunya, diperpanjang lagi untuk yang kedua kalinya. Kemarin, tanggal 23 Agustus. Adalah batas terakhir masa berlaku surat pengantar tersebut. Sengaja saya tidak mengambil KTP ketika masa berlaku surat itu habis seminggu yang lalu. Karena kesal yang dengan apa yang mereka buat. Tadi pagi, baru saya putuskan untuk kesana. Takut ada masalah nantinya Kalau terlambat melapor. Alhamdulillah, hari ini adalah yang terakhir saya berurusan dengan para polisi itu. Paling tidak untuk empat bulan kedepan. Lega rasanya…………!
Inilah KTP Maroko Keramat itu (Dok:pribadi)

28 Agustus, 2012

Silent is Gold

Aku tak sanggup memberi banyak kritik
karenaku tak sanggup memberi banyak solusi

Aku tak sanggup banyak memcaci dan memaki
karenaku tak sanggup banyak memuja dan memuji
......
Aku tak sanggup banyak bercuap
karenaku tak sanggup banyak berbuat
......
Maka biarkanlah aku dalam diam, kawan
karena diam adalah emas bagiku untuk saat ini
......
(Google image)

27 Agustus, 2012

Diantara Hening dan Pekat Malam


(Google image)
Kala angin berhembus berirama
bertasbih memuji memuja
sang kholik alam raya
dalam gulita alam
sang pemuda tertatih
menahan kantuk, tertunduk
membasuh muka yang kusut
dengan siraman nan sejuk
menggelar tikar sajadah lusuh
dalam hening pekat malam
ia sesungguk terisak
dalam sujud nan dalam
meraba jiwa yang kelam
dari noktah-noktah masa silam

Maroko. Ahad, 27-08-2012

26 Agustus, 2012

HUT RI KE 67 & IDUL FITRI 1433 H DI KBRI RABAT,MAROKO


Sore kemarin, saya baru pulang dari ibu kota Rabat. Hampir satu minggu saya disana. Selama di ibu kota, banyak sekali kegiatan yang saya ikuti. Mulai dari diskusi ilmiah serta buka puasa bersama dengan  tamu Raja Maroko untuk pengajian “Durus Hassaniyah”. Bapak Prof. DR. H. Amsal Bakhtiar, M.A. (Purek II UIN Syarif Hadayatullah Jakarta), perayaan HUT RI ke 67 di KBRI, dan terakhir perayaan idul fitri 1433 H di Wisma Duta KBRI, Rabat.   

Diskusi Ilmiah Sekaligus Buka Puasa Bersama Dengan Prof.DR.Amsal Bakhtiar, MA

Memasuki Ramadhan ke 26, saya langsung meluncur ke ibu kota Rabat. Setelah beristirahat beberapa menit di sekretariat PPI Maroko ketika baru tiba, saya dan beberapa teman lain melaju dengan taksi kabir menuju Hay Maoulay Ismail, Rabat. (salah satu asrama mahasiswa asing ketika libur musim panas). Tempat dimana diskusi dan bukber akan dilangsungkan. Setelah kawan-kawan mahasiswa Indonesia memenuhi ruang serbaguna asrama, acara diskusi dimulai.

Salah satu poin diskusi yang saya kutip dari bapak Amsal, ialah ajakan beliau kepada generasi muda Indonesia, terkhusus kepada mahasiswa yang sedang menempuh studi luar negeri. Agar mampu menjadi publik pigur ketika pulang ke tanah air nanti. Sehingga mampu berdakwah dengan baik di masyarakat. Salah satu cara untuk menjadi publik pigur tersebut yakni dengan banyak menulis. Dengan menulis kita akan dikenal banyak orang. Yang akhirnya kita akan diperhitungkan. Ide-ide kita akan mudah diterima.

Diskusi berjalan renyah dengan candaan-candaan filosofis dari beliau. Beberapa pertanyaan dari rekan-rekan mahasiswa dan jawaban-jawaban luar biasa beliau menutup acara diskusi. Yang kemudian dilanjutkan dengan buka bersama ditemani menu hidangan sederhana dari kawan-kawan pelaksana.

Perayaan HUT RI ke 67 di KBRI Rabat

Keesokan harinya, sekitar jam 06:00 pagi waktu setempat. Kami dijemput dengan mobil menuju kantor kedutaan RI di JL.Thariq Zair, Km 6, Rabat. Karena sekitar pukul 08:00 acara pengibaran bendera dalam rangka perayaan HUT RI ke 67 akan dilaksanakan. Ini adalah kali pertama saya mengikuti Perayaan hari ulang tahun kemerdekaan RI di luar negeri. Sebuah nuansa yang sangat berbeda sebelumnya.

Suasana pengibaran sang saka merah putih di halaman kantor KBRI Rabat,Maroko
(Dok:KBRI Rabat)link untuk gambar-gambar selanjutnya:
  on.fb.me/Pg8i40, on.fb.me/NPrrJT,on.fb.me/PcWgma 
Upacara pengibaran sang saka merah putih dipimpin langsung oleh Duta Besar RI untuk Kerajaan Maroko, Bapak Tosari Widjaja. Bertindak sebagai komandan upacara, bapak Dede Setiawan (local staff KBRI Rabat). Acara  dihadiri oleh Home & local staff KBRI Rabat, para mahasiswa, masyarakat Indonesia yang sedang berada di Maroko. Dan sejumlah warga Maroko setempat. Acara berjalan dengan hidmat yang diakhiri dengan photo bersama.

Sore harinya, KBRI mengadakan acara buka puasa bersama untuk terakhir kalinya pada bulan Ramadhan tahun ini. yang kemudian pada malam harinya setelah sholat Maghrib, acara dilanjutkan dengan pertunjukkan seni dan budaya dari teman-teman mahasiswa, sekaligus pembagian hadiah perlombaan olahraga dalam rangka memperingati hari kemerdekaan RI ke 67 yang telah berlangsung sebelum Ramadhan yang lalu.

Acara malam perayaan sangat meriah dengan menampilkan Band-band dadakan dari teman-teman mahasiswa. Ada juga pertunjukan seni bila diri silat, Pembacaan puisi tunggal dan barantai, serta beberapa pertunjukkan lain yang tidak kalah menariknya. Acara berlangsung sampai dini hari.

Perayaan Idul Fitri 1433 H di Wisma Duta, Rabat

Idul fitri di Maroko jatuh pada hari senin, tanggal 20 Agustus 2012. Berbeda satu hari dari mayoritas Negara-negara lain yang merayakan idul fitri 1433 H pada minggu, 19 Agustus 2012.  Keputusan ini berdasarkan pengumuman dari kementerian wakaf dan urusan  agama Kerajaan Maroko.
Suasana Idul Fitri 1433 H di halaman Wisma Duta KBRI Rabat, Maroko.(Dok:KBRI Rabat).
 link untuk melihat gambar-gambar berikutnya: on.fb.me/Oj5XQw
Seperti halnya perayaan HUT RI KE 67, Idul Fitri kali ini juga adalah yang pertama kalinya saya merayakannya di luar Negeri. Rasa rindu keluarga dan kampung halaman sedikit terobati dengan banyaknya teman-teman setanah air yang berkumpul di Wisama Duta pagi itu. Gemuruh takbir, tasbih dan tahmid menambah suasana haru karena teringat kampung halamaan dulu, kala lebaran bersama keluarga.

Sholat Ied dimulai pukul 07:30 waktu Maroko. Bertindak sebagai Imam sholat Ust. H. TB Ade Asnawi, MA,(Mahasiswa program doktoral Universitas Mohammed V-Rabat). Sedangkan yang bertindak sebagai Khatib adalah Ust. H. Helmi Basri, Lc., MA, Mahasiswa program doktoral Universitas Maoulay Ismail, Meknes – Maroko)

Khutbah Iedul Fitri yang disampaikan ust. Helmi Basri berjudul “Meraih Kemenangan Hakiki Pasca Ramadhan”. Dalam inti khutbahnya, beliau mengklasifikasikan kemenangan bagi umat islam pasca Ramadhan kedalam 3 bagian: yaitu kemenangan spiritual, kemenangan emosional, dan terakhir kemenangan intelektual.

Kemenangan spiritual adalah ”kemenangan jiwa, jiwa yang selalu bersih dan suci dari noda-noda penyakit hati. Seperti syirik, sombong, iri dengki, dan lain sebagainya.” Ungkap beliau.

Sedangkan kemenangan Emosional adalah ketika umat islam mampu mengendalikan sifat perilaku dan kondisi perasaan yang terdapat dalam diri masing-masing individu muslim tersebut. seperti rasa ingin marah, rasa takut, dan lain sebagainya. Emosi yang menang adalah apabila ia terkendali, yang dalam istilah agama disebut dengan sabar.

Terakhir kemenangan Intelektual, yang dalam perspektif islam ditandai dengan apabila:
1.selalu bisa membedakan mana yang halal dan mana yang haram
2.selalu mempertimbangkan antara manfaat dan mudhorat.
3.selalu mengerti akan hak dan kewajiban.

“Inilah tiga kemenangan besar yang diharapkan dapat diraih secara nyata dalam setiap pribadi muslim melalui pelaksanaan ibadah puasa.” Pungkas beliau dalam khutbah pertamanya.

Setelah khutbah kedua berakhir, acara dilanjutkan dengan pembacaan surah yasin dan do’a untuk Bapak Tosari widjaja. Karena idul fitri kali ini bertepatan dengan ulang tahun beliau yang ke 72 tahun, serta diakhiri dengan salam-salaman dan halal bi halal dengan menu khas Indonesia yang mampu memanjakan lidah-lidah kami dan mengurangi rindu kampung halaman di Tanah Air.

Itulah beberapa kegiatan saya selama satu minggu di ibu kota Rabat yang baru saja berlalu. Satu minggu kedepan insya Allah saya akan meluncur kembali ke ibu kota untuk menghadiri acara Mubes (Musyawarah Besar) PPI Maroko ke XVIII, yang diagendakan sekitar awal September nanti. 

Link materi khutbah Idul Fitri 1433 H penuh:on.fb.me/SEdGP4

15 Agustus, 2012

Sajak pagi Idul Fitri


Jiwa akan sepi tanpa teman
Hati akan mati tanpa iman
Dunia terasa sunyi tanpa persahabatan
Taman terasa hampa tanpa bunga
Hati terasa nista tanpa cinta
Hidup terasa sengsara tanpa tawa
Hari ini adalah kenyataan
Semalam adalah kenangan
Esok adalah impian
Awali pagimu dengan senyuman
Sucikan hati, Jernihkan pikiran
Sambut impian dimasa depan
Selamat hari lebaran
Selamat hari kemenangan
Minal ‘aidin wal faaizin
Mohon maaf lahir dan batin
Kembali dalam kesuciaan
Raihlah kemenangan
Dihari yang diagungkan
Ukirlah kesuksesan
Gapailah kebahagiaan
Dipagi hari nan indah
Berselimut awan kemenangan
Kala takbir “Allahu Akbar”
Kala tasbih “Subhanallah”
Kala tahmid “Alhamdulillah”
Bergema diseluruh penjuru dunia
Mengagungkan asma Allah
Menyeruak disetiap sudut kehidupan
Diseluruh pelosok negeri umat islam
Ku sulam pantun untukmu kawan
Dalam bait-bait sederhana saja
Dihari yang fitri, bersihkan pikiran
Sucikan hati, jernihkan ukhuwah persahabatan
Mari bermaaf-maafan
Atas segala khilaf dan kesalahan
Jika engkau makan, makanlah dengan lahap
Jika engkau tidur, tidurlah seperti pengantin
Jika diriku ada salah dan khilaf
Mohon maaf lahir dan batin

Maroko, 25 Ramadhan 1433 H

14 Agustus, 2012

Tips Persiapan Sebelum Berangkat Studi Luar Negeri (Maroko)


Tulisan ini saya peruntukkan bagi mereka yang ingin melanjutkan kuliah keluar negeri (study overseas). Lebih tepatnya lagi, mereka yang akan berangkat menuju tanah kelahiran sang pengembara dunia ini, Ibnu Bathuthah. yang lebih dikenal dengan sebutan Bumi Maghribi/ Morocco (Maroko).

Dalam tulisan ini, saya akan berikan sedikit tips dalam rangka persiapan sebelum berangkat. Berdasarkan pengalaman saya sebelumnya. Mereka yang bersiap-siap lebih awal tidak akan menyesal nantinya. Minimal tidak shock mendapati hal baru di negeri orang. Yang sudah tentu sangat berbeda dengan di Tanah Air. Makin jauh negeri yang akan anda kunjungi, maka perbedaan kultur budaya, dan lain sebagainya akan semakin anda temui. So, bersiap-siaplah sebelum menyesal nantinya. Pepatah Arab mengatakan “Barangsiapa yang mengetahui jauhnya perjalanan maka ia akan bersiap-siap”.

Langsung saja, saya akan rekomendasikan beberapa hal yang harus anda check and ricek terlabih dahulu sebelum berangkat. Baik itu mengenai dokumen-dokumen penting, pakaian, obat-obatan, dan lain-lain. (mungkin ini juga merupakan gambaran umum bagi mereka yang akan melanjutkan belajar keluar negeri selain ke Maroko).

Persiapan dokumen-dokumen penting.
Jika ditanya tentang apakah harus membawa dokumen-dokumen penting ketika berangkat studi keluar negeri?. Maka, saya akan manjawab “ya”. Dokumen-dokumen itu harus atau wajib dibawa. Dokumen-dokumen itu sebelumnya harus diterjemahkan kedalam bahasa ibu yang digunakan oleh Negara yang akan kita datangi untuk studi. Bagi mereka yang ke Maroko saya anjurkan untuk membawa dokumen-dokumen penting yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Arab atau perancis. Tapi yang biasa dilakukan teman-teman sebelumnya ialah terjemahan dalam bahasa Arab.

Dokumen-dokumen itu seperti Passport (sudah tentu), Visa yang masih valid (untuk yang ke Maroko, anda tidak usah memikirkan Visa. Karena kita bebas visa selama 3 bulan disini). Lalu dokumen-dokuman terjemahan seperti Akta Kelahiran, Ijazah, surat keterangan berbadan sehat dari dokter; surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian setempat, dan lain-lain yang dianggap penting. Serta jangan lupa untuk dilegalisir oleh pihak yang berwenang terlebih dahulu.

Bagi anda yang ke Maroko, dokumen seperti Akta Kelahiran, dan Ijazah itu sangat penting untuk pendaftaran ulang ke kampus (Jami’ah) tempat anda menimba ilmu nantinya. Berdasarkan pengalaman kami sebelumnya, walaupun dokumen-dokumen itu sudah diminta oleh pihak Departemen Agama Pusat, Jakarta (bagi yang mendaftar beasiswa melalui Depag) tapi sesampainya di Maroko anda masih harus mendaftar ulang ke bagian kemahasiswaan kampus tempat anda studi. Dua dokumen itu akan diminta dan disimpan oleh pihak universitas selama kita menyelesaikan  kuliah di kampus tersebut. Jadi, dokumen-dokumen itu sangat penting.

Persiapan Sebelum Flight
Sebelum terbang menuju Negara tujuan, pastikan barang-barang yang akan dibawa atau untuk Bagasi tidak overload atau kelebihan timbangan. Karena hal ini tentu sangat merepotkan kalau sampai terjadi ketika check bagasi di Bandara, atau beberapa saat sebelum check in di ruang tunggu keberangkatan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, kita harus tahu berapa batasan bagasi buat pesawat yang akan kita tumpangi (setiap pesawat berbeda-beda dalam hal ini). Bisa kita tanyakan langsung melalui agen yang mengurus tiket keberangkatan atau check di internet. Untuk memastikan barang bawaan kita sudah sesuai, maka tidak salahnya kalau kita timbang terlebih dahulu. Agar lebih meyakinkan.

Persiapan Pakaian dan P3K
Mengenai pakaian yang akan kita bawa, tentu tergantung kebutuhan masing-masing, dan tergantung Negara yang akan kita datangi. Negara yang memiliki siklus empat musim, tentu kebutuhan pakaiannya berbeda dengan Negara yang hanya ada dua musim, seperti di tanah air.
Terlepas dari itu, ada beberapa jenis pakaian yang menurut saya penting yang harus kita persiapkan (khas Indonesia pokoknya). Diantaranya, baju batik, (biasanya digunakan untuk acara-acara resmi di PPI atau KBRI setempat), baju kaos olahraga Indonesia (yang ada lambang garuda di dada tuh…hee), perangkat sholat seperti sarung, baju taqwa, peci hitam, mukena (untuk perempuan), dll. Kalau pakaian lain seperti celana jeans, kemeja, jaket; sweter, celana bahan, sarung tangan; dasi, dan lain sebagainya. Itu terserah masing-masing, karena di Negara yang kita datangi juga tersedia insya Allah. Tapi tidak salahnya untuk dibawa juga. Sekali lagi, tergantung individu.
Lalu bagaimana soal obat-obatan P3K, seperti obat pusing, obat sakit perut, balsem; minyak angin, obat diare dan lain-lain?. Kalau menurut saya itu sangat penting, dan sangat saya rekomendasikan untuk dipersiapkan kemanapun kita pergi. Apalagi yang keluar negeri (di negeri orang yang asing sekali buat awal-awal). Karena musibah bisa datang kapan saja. Maka, alangkah bagusnya kalau kita sudah siap siaga sebelumnya. Selain obat-obatan diatas, saudara bisa menambahkannya sesuai keperluan masing-masing.
Persiapan lain-lain.
Mengenai persiapan lain-lain yang tidak kalah penting menurut saya adalah kartu ATM, apalagi bagi mereka yang mendapat beasiswa ke Maroko. Maka, kartu ATM sangat saya rekomendasikan. Kenapa? Karena beasiswa Maroko sangat pas-pasan. Bagi teman-teman yang mendapatkan sewa rumah murah atau banyak teman dalam satu rumah, uang beasiswa mungkin bisa mencukupi. Namun, bagi mereka yang mendapat rumah dengan sewa yang lebih mahal atau dikarenakan sendiri, uang beasiswa itu bisa tidak mencukupi. Oleh karena itu, rata-rata teman yang sekarang sudah berada di Maroko masih memerlukan uang tambahan dari orang tua dengan menggunakan transferan melaui kartu ATM yang masih valid dan berlaku secara Internasional.
Ketika membuat kartu ATM pada Bank tertentu, pastikan Bank yang bisa memberikan layanan Internasional. Dalam hal ini, yang menggunakan kode Mastercard, Cirrus, atau Visa pada kartu ATM tersebut. Selain itu, untuk memudahkan transaksi atau pengecekan saldo dan lain-lain. Usahakan untuk mendaftar Internet Banking ketika proses pembuatan kartu ATM. Hal ini sangat membantu ketika anda melakukan transaksi ketika bereda di luar negeri.
Mungkin itu saja beberapa rekomendasi penting dari saya, kalau ada hal-hal yang tertinggal atau belum saya sebutkan. Maaf-maaf. Mungkin saya lupa dan tentu tidak disengaja, saudara pembaca boleh menambahkan hal-hal yang dirasa penting lainnya melalui ruang komentar. Jika ada pertanyaan penting mengenai hal-hal yang berkaitan dengan studi keluar negeri, terkhusus untuk yang ke Maroko. Silahkan post pertanyaannya lewat ruang komentar juga.
Bagi teman-teman yang mau berangkat, antum pasti lebih tau keperluan antum sendiri, jadi silahkan disesuaikan. Intinya kita harus sedia payung sebelum hujan. Bersiap-siaga sebelum perang. Karena mereka yang selalu bersiap-siap sebelum melakukan sesuatu tidak akan pernah menyesal. Selamat go overseas and bagi yang ke Maroko see you in Morocco….!

08 Agustus, 2012

Mengintip Aktivitas Raja Maroko di Bulan Ramadhan

Suasana Durus Hassaniah (Google image)
Ada sebuah pengajian rutin yang selalu diadakan oleh raja Maroko ketika bulan suci Ramadhan. Pengajian ini diberi nama “Durus Hassaniah” (الدروس الحسنية : Dourous hassania). Sebuah pengajian Ramadhan yang telah hadir secara turun-temurun dan sudah menjadi tradisi bagi para raja yang berkuasa.

Raja Maroko pertama yang memulai pengajian Ramadhan tersebut ialah Sultan Moulay Ismail (1672-1727). Setelah sempat terhenti, tradisi tersebut dihidupkan kembali oleh Raja Hassan I (1873-1894) dan dibakukan pada tahun 1963 oleh Raja Hassan II (Bapak Raja Mohammed VI yang berkuasa sekarang) sebagai kegiatan rutin pada setiap bulan Ramadhan. Yang masih berlangsung sampai sekarang.

Tempat pengajian diadakan di istana Raja, kota Casablanca. Dihadiri langsung oleh raja Maroko, seluruh duta besar negara Islam, para anggota kabinet, pimpinan partai politik, dan tokoh sipil maupun militer, serta disiarkan secara live oleh stasiun televesi dan radio setempat. Agar masyarakat bisa menyaksikan langsung acara tersebut.

Pengajian bertemakan tentang perihal keilmuan dan politik. Para ulama yang diundang untuk memberikan ceramah langsung dihadapan raja tersebut diberi waktu sekitar 45 menit atau lebih untuk memaparkan isi makalahnya. Ada sebuah simbolik yang mencerminkan tentang keagungan ilmu atas kekuasaan dalam pengajian ini, yaitu seorang ulama atau da'i menyampaikan ceramahnya dengan duduk diatas mimbar. Sedangkan sang raja hanya duduk di lantai.

Ternyata pengajian ini hadir  memang diniatkan sebagai bentuk penghormatan atau penghargaan terhadap para ulama. Hal ini bisa dilihat dari para ulama yang diundang oleh raja-raja tersebut, para ualam yamg hadir tidak hanya dari dalam Maroko saja, tapi di luar Maroko atau maca Negara juga ikut diundang. Bahkan Sejak tahun 2003, Raja Mohammed VI, membuat gebrakan dengan menunjuk dan melibatkan para ulama wanita untuk berceramah dan hadir dalam Durus Hassaniah Ramadhaniah tersebut.

Diantara para ulama  besar manca negara yang pernah diundang dalam pengajian ini antara lain:
 Syekh DR. Yusuf al-Qardhawi, (pengarang kitab Fiqh Zakat yang fenomenal).
Syekh Sa'id Ramadhan al Bouthy (guru besar ilmu syari’ah Suria).
 Syekh Mahmud khalf jirad al ‘isaawy (imam & khatib besar universitas syekh Abdul Qodir al Kailany, Iraq).
Syekh Muhammad Sa’id Thantowi (salah satu imam besar universitas al Azhar, Mesir). Dan masih banyak lagi yang lainnya.

Adapun ilmuan dari  dalam negeri Maroko sangat banyak, dan untuk menghemat tulisan ini. maka saya sarankan agar antum kunjungi sendiri link berikut:http://bit.ly/P5fu2f

KH. Said Aqil Siradj saat menyampaikan ceramah (Google image)
Sedangkan ulama dari Indonesia yang pernah diundang oleh Raja Muhammad VI, dan merupakan ulama putra  Indonesia pertama yang mendapat penghargaan ini ialah Prof. DR. KH. Said Aqil Siradj, MA (Ketua umum PBNU saat ini). Beliau diundang sekitar dua tahun yang lalu. Ramadhan tahun 1431 H/2010 M. Dengan judul makalah “Perlindungan Agama dan Kepercayaan di Negara Demokrasi."
Isi Makalah Kang Said dalam Sebuah Surat Kabar Maroko (KBRI Rabat,Maroko)

Ceramah Kang Said dalam bentuk youtube
untuk video selanjutnya, silahkan klik link berikut: http://bit.ly/S2ghNY

Pada tahun ini, Indonesia kembali mendapat undangan kehormatan oleh Raja Muhammad VI. Tamu kehormatan kali ini ialah ketua Majelis Ulama Indonesia DKI Jakarta. Dr. KH. Hamdan Rasyid, MA. Namun beliau diundang hanya sebagai mustami’ (pendengar). Tidak untuk menyampaikan ceramah.

03 Agustus, 2012

Menu Berbuka Puasa Ala Maroko

Menu Ta'jil setiap hari dari tetangga (Dok.pribadi)

Assalamualaikum.....
Apa kabar semua kawan, semoga sehat selalu......

Postingan kali ini meneruskan postingan sebelumnya. Tentang nuansa berpuasa di Maroko. Jika sebelumnya saya memposting tentang keunikan shalat tarawih. Maka, kali ini saya akan memposting tentang menu serta tradisi Ta'jil saat berbuka. 

"Bulan puasa, bulan berbagi. Bulan sedekah." ternyata hal ini tidak hanya saya rasakan ketika di kampung halaman dulu. Sebuah tradisi berbagi untuk berbuka puasa. Baik dengan kue ringan atau menu-menu masakan lainnya. Di Maroko, ranah rantau kedua saya ini. Saya juga bisa merasakan hal itu. Setiap hari, kami selalu mendapat rezeki dari Allah, melalui perantara tetangga di sekitar tempat kami menyewa rumah.

Ternyata di sekitar wilayah perkampungan sederhana tempat kami berdomisili sekarang, ada sebuah yayasan yang selalu memberikan menu untuk berbuka puasa kepada warga yang kurang mampu. Mungkin karena kami berstatus Ibnu Sabil. Maka, kami juga mendapat jatah tersebut.

Menu yang mereka berikan sangat beragam, mulai dari sup harirah (yang masyhur untuk menu berbuka warga  Maroko), Chubakiyah,  ikan; telor, kurma, dan beberapa macam roti lainnya. Sangat cukup untuk  santapan  berbuka beberapa kawan di rumah sebelum santap nasi plus lauk-pauk ala Asia.

Kalau teman-teman masih ada yang belum tau tentang beberapa menu diatas, seperti sup harirah dan chubakiyah. Saya akan coba diskripsikan satu persatu.

Sup Harirah: Meni ini sangat populer bagi rakyat Maroko. Bisa dikatakan menu yang satu ini adalah menu wajib kala berbuka. Ia juga termasuk menu yang khas kala bulan Ramadhan saja. Sup ini terbuat dari beberapa bahan berikut: Tepung gandum, kacang adas, kacang hamus; sa'riyah (sejenis mie), ditambah dengan aroma rempah-rempah dan daun qousbour (daun ketumbar) atau terkadang ditambah dengan   suwiran-suwiran ayam atau daging. Yang kemudian disajikan dengan mangkok-mangkok kecil. Dari segi cita rasa, sup harirah terasa hambar bagi saya yang terbiasa dengan cita rasa gurih dan asin sedang. Maklum, orang Maroko memang suka makanan yang manis-manis. Kalau ada yang bercita rasa sedikit asin. Maka pasti hanya terasa sedikit saja rasa asinnya.

Chubakiyah, yang satu ini bisa disebut manisan yang terbuat dari tepung gandum, yang diberi pemanis gula atau madu. Seperti layaknya cemilan ringan biasa. Rasanya begitu manis menurut lidah saya.

Itulah beberapa menu andalan berbuka puasa ala Maroko. Semoga bermanfaat, dan ikuti postingan selanjutnya...wsslm...