30 November, 2012

HIDUP ITU "NYALA"

(Google image-ilustrasi)
Sebaik-baik Manusia
Engkau selalu menyaksikan sang surya di siangmu, rembulan dan bintang gemintang di malammu. Engkau pasti mendambakan setitik cahaya di gulitamu, setetes air di tengah relung dahagamu...

Lihatlah sang surya yang tak pernah enggan akan titah tuhanNya itu, kawan. Ia tak pernah lelah membagi manfaat untuk bumi. Siang ia terangi gulita bumi dengan keceriaannya. Malam ia hantarkan bulan untuk mewakilinya ketika ia berada dibelahan bumi lainnya.

Lihatlah langit yang tak pernah bosan berbagi rejeki menyuburkan bumi, dengan kiriman hujannya untuk menuntaskan dahaga bumi dan seisinya. Betapa besar manfaat yang mereka berikan untuk kita, betapa besar pahala yang mereka peroleh atas pengabdian kepada Sang Pencipta.

Allah menciptakan kita manusia untuk beribadah kepadanya. Wujud penghambaan atau pengabdian itu yakni dengan menjungjung titahNya Menjadi khalifah dibumi ini. Sebagai khalifah kita dituntut untuk mengelola dan melestarikan bumi dan seisinya.

 Kata ibadah sangat luas maknanya. Dalam hal ini, kita tidak hanya mengenal ibadah secara vertikal kepada Sang Khalik secara mahdah semata. namun segala perbuatan baik kepada sesama makhluk-Nya juga berelementasi ibadah kepada-Nya yang disebut ibadah secara horizontal.

Ibadah secara horizontal mengisyaratkan kita agar selalu bisa memberi manfaat untuk sesama. Berkontribusi nyata untuk kebaikan umat dengan skill yang kita miliki masing-masing. Setiap kita diberi kelebihan sesuai bakat tertentu. Semua kita sangat meyakini hal itu. Tinggal sejauh mana kita mampu mengolahnya agar bernilai jual tinggi. 

Allah menganugerahkan kita akal pikiran agar kita mampu mengawal bumi ini dengan baik sesuai kehendak-Nya. Allah menghadiahkan kepada kita skill agar kita mampu memberi untuk sesama. Ingat pesan nabi kita Muhammad SAW : " Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain". 

Kewajiban untuk amar ma'ruf dan nahi munkar, kewajiban untuk menjaga diri dan keluarga dari siksa neraka merupakan bukti bahwa Allah menyuruh kita untuk senantiasa memberi manfaat dan kebaikan itu kepada orang lain. 

Jika kita menilik sejenak tentang tiga amal anak Adam yang takkan putus pahalanya walau ia sudah meninggal dunia sekalipun. Yakni shadoqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang selalu mendo’akan kedua orang tuanya. Maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ketiga amalan ini adalah hasil kontribusi nyata (Ibadah horizontal) si mayyit ketika hidup di dunia. Dengan membagi manfaat yang sebanyak-banyaknya kepada sesama.

Nama Mereka Terukir dengan Tinta Emas
Lihatlah sejarah dunia, kawan. Lihat nama-nama yang terukir dengan tinta emas itu. Coba kita renungkan sejenak, apa yang menyebabkan nama-nama mereka menghiasi prasasti dunia. Adakah hal lain yang menyebabkan hal itu selain kontribusi nyata mereka kepada dunia. 

Dalam sejarah Islam kita mengenal Khulafaurrasyidin, Sahabat-sahabat, serta para Tabiin ; Imam Malik, Imam Abu Hanifah; Imam Syafi’i, Imam Hambali, dan masih banyak lagi nama-nama yang tak mungkin kita muat dalam catatan ini. Nama-nama mereka begitu harum mengiringi dinamika kehidupan. Karya-karya spektakuler mereka bisa kita rasakan sampai saat ini. Sepanjang kehidupan umat manusia, nama-nama itu akan selalu dikenang dan abadi di dalam sanubari.

Lalu apakah nama-nama kita akan menambah panjang deretan nama-nama yang terukir dengan tinta emas  itu. Silahkan dijawab masing-masing dengan mimpi-mimpi yang kalian miliki. Yang jelas, semua perjalanan panjang kehidupan anak manusia akan menjadi sejarah untuk umat sesudahnya. Buruk-jeleknya berbanding lurus dengan apa yang kita kerjakan hari ini. Jika kebaikan yang kita sumbangkan hari ini, maka kebaikan itu akan menghiasi buku sejarah kita dimasa yang akan datang. Begitu juga sebaliknya, jika yang kita tanam adalah kejelekan maka lembaran hitam itu akan selalu menemani perjalanan anak manusia sesudah kita. Tinggal pilih saja.

Nyalakan Hidupmu
Ibarat obor yang selalu memberi manfaat dengan nyalanya. Ibarat mesin-mesin yang memudahkan kehidupan manusia ketika dinyalakan. Ibarat nyala lampu pijar ditengah ruangan yang gelap. Maka seperti itulah seharusnya hidupmu. Semakin besar nyala yang dimiliki semakin besar manfaat yang diberi. Redup cahayamu ditengah realita kehidupan saat ini, akan menjadikanmu terpinggir. Takkan dihargai.

Saat ini, hampir semua orang tak peduli dengan gelar, pangkat, dan kedudukanmu. Namun yang mereka lihat adalah sejauh mana kemampuanmu untuk memberi manfaat kepada mereka.

Bekali dirimu dengan ilmu yang tinggi. Persiapkan skill yang mumpuni. Agar nyalamu semakin berarti untuk Agama, Nusa dan Bangsa. 

0 komentar:

Posting Komentar

kritik dan saran yang konstruktif selalu kami tunggu dari para pembaca yang budiman,,,,,!!!