09 Februari, 2012

Muda - Mudi Islam & Valentine's Day (VD)


Seiring dengan maraknya ragam gaya hidup Barat yang masuk  ke dunia Islam.Sebagai salah satu dampak dari globalisasi dunia.Menyebabkan banyak remaja muslim di belahan dunia tak mampu berkutik dibuatnya.Gaya hidup Barat yang  tidak lepas dari glamour serta konsumtif sebagai cerminan modernitas tersebut, mampu menggoncang peradaban islam.Terutama para remaja muda-mudi. Salah satu dari budaya Barat yang merasuki remaja muslim hingga dijadikan trendsetter tersebut ialah sebuah perayaan yang jatuh pada tanggal empat belas februari,yang populer dengan sebutan nama”valentine’s day” atau “hari kasih sayang”.
Valentine’s day dimaknai dengan kasih sayang atau hari dimana pasangan kekasih muda-mudi Barat yang sedang jatuh cinta mengungkapkan rasa kasih sayang mereka kepada pasangan masing-masing yang diekspresikan dengan saling bertukar kado,cokelat,dan bunga mawar,atau yang lebih populer dengan bertukar  kartu valentine berbentuk hati(love)yang dihiasi dengan sebuah gambar Copidu(si bayi kecil bersayap dengan busur lengkap dengan anak panah ditangan).
Sebagai sebuah perayaan,valentine’s day yang Jika kita mau menilik lebih jauh tentang asal muasal dari perayaan ini,maka kita akan menemukan berbagai versi di dalamnya yang dapat membuktikan bahwa perayaan valentine’s day memiliki latar belakang yang tidak jelas sama sekali.Bahkan bisa dikatakan hanya berasal dari sebuah mitos belaka dengan merujuk sebuah nama martir(islam=syuhada)yang bernama valentinus atau santo valentinus yang hari matinya kebetulan bertepatan pada tanggal empat belas februari yang kemudian oleh Paus Gelasius I dijadikan hari perayaan bagi kaum nasrani.(silahkan adakan riset dengan prof. google)
Namun tabiat muda-mudi yang selalu latah akan kebudayaan Barat(kaum nasrani)yang jauh dari syariat islam,valentine’s day selalu menjadi momen tersendiri bagi mereka setiap tahun-Nya.Dari sekedar mengucapkan selamat hari valentine sampai ikut langsung melakoni hal serupa dengan mereka kaum kafir tersebut.
Hal ini kerena sebahagian remaja atau muda-mudi muslim telah menganggap yang satu ini sebagai trend masa kini, yang jika tidak ikut merayakannya bisa dianggap kuno,ketinggalan jaman,atau kampungan(wong ndeso).Sebahagian mereka ada yang hanya ikut-ikutan  tanpa mengetahui story behind  perayaan tersebut.Namun tidak sedikit pula sebahagian mereka sebenarnya mengetahui kalau valentine’s day adalah budaya non muslim tapi kerena alasan gengsi(jika tidak ikut merayakan)mereka tidak mau tahu.
Islam sangat melarang umatnya dari sikap tasyabuh(menyerupai budaya atau gaya hidup non muslim)baik dari segi ucapan,tingkah laku,atau cara bermode.Firman Allah dalam surah Al-isra’ :"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui.kerena pendengaran,penglihatan,dan hati nurani,semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.(Al-isra’:36)
Kemudian dalam surah Al-an’am:”Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini,niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan.(al-an’am;116)
Serta sabda Nabi saw:” Barang siapa meniru suatu kaum, dia termasuk kelompok mereka,” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Sangat  jelas di muka bahwa hari Valentine adalah perayaan atau ritual kaum nasrani,jika kita ikut Merayakannya berarti kita telah meniru-niru mereka.
Selain tasyabuh,dalam perayaan valentine’s day jika kita saksikan sekarang ini adalah cara pengekspresian cinta kasih yang dibaluti dengan Penomena pacaran,zina,mabuk-mabukan,serta foya-foya yang intinya  terlalu mengedepankan nafsu syahwat semata.Cara mengekspresikan cinta kasih inilah yang sangat bertentangan dengan ajaran islam jika kita memandang perayaan ini melalui perspektif islam.                                  
Sungguh merupakan sebuah kekurangcerdasan jika kita sebagai generasi islam ikut melestarikan budaya yang sama sekali tidak memiliki ikatan historis, emosioal, dan religius sedikitpun dengan ajaran islam.Keikutsertaan kita dalam perayaan yang identik dengan hura-hura dan maksiat  ini merupakan refleksi sebuah kekalahan dalam  peperangan mempertahankan identitas jati diri kita sebagai pemeluk islam.
Sebagai generasi muda muslim,selain kita dituntut melek teknologi dan ilmu pengetahuan akibat buntut kemajuan jaman,kita juga dituntut mampu memfilterisasi diri serta lingkungan atau budaya kita dari integritas budaya asing.Jangan mudah terbawa deras arus modernisasi yang cenderung menyesatkan,Jangan sampai kita sebagai umat islam hanya bagai buih di lautan,banyak namun mudah terombang-ambing,banyak namun tak memilki arti.
Hal semestinya yang harus kita lakukan di jaman serba kompleks ini wahai saudaraku adalah kembali merapatkan jiwa dan kesadaran kita masing-masing ke dasar ajaran agama kita,kembali keajaran islam yang sesungguhnya,mendekatkan diri kepada allah,serta membekali diri ini dengan tembok pengetahuan agama yang mumpuni,tanpa mengabaikan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai generasi islam,kita harus berusaha sekuat yang kita mampu untuk mengimplementasikan ajaran islam dalam kehidupan kita di masyarakat,dalam muamalah sehari-hari.Agar ruh ajaran islam tak terkontaminasi oleh budaya-budaya asing yang terbukti hanya menimbulakan keresahan dalam masyarakat muslim.

0 komentar:

Posting Komentar

kritik dan saran yang konstruktif selalu kami tunggu dari para pembaca yang budiman,,,,,!!!