13 Januari, 2012

Fenomena Pacaran Remaja Muslim


Jika kita bebicara tentang tema pacaran, tentu tidak asing lagi bagi  muda mudi  yang sudah memasuki masa pubertas, masa dimana seorang pemuda sudah mulai  mengenal arti kecantikan seorang wanita, dan begitu juga sebaliknya, seorang wanita sudah mulai mengenal arti ketampanan seorang pemuda. 

Masa muda adalah masa yang labil, masa yang penuh dengan bermacam penomena, masa dimana seorang anak manusia cenderung kearah pencarian jati diri, pengakuan dari individu luar, ingin tau banyak hal tentang kehidupan, serta membutuhkan rasa kasih sayang dari individu yang ia anggap mampu memberikan hal tersebut selain orang tua, yaitu lawan jenisnya. Salah satu penomena itu ialah yang populer di sebut pacaran.

Definisi pacaran memiliki makna tersendiri serta dalam lingkup yang sangat luas, bahkan bisa dikatakan “pacaran” bukan bahasa definitive yang bisa dipakai untuk mewakili penomena yang terjadi terhadap muda mudi tersebut, karena pengertian dan batasannya tidak sama buat setiap orang sesuai dengan pengalaman sosio-kulturalnya.

Asal kata “pacaran” dalam bahasa Indonesia adalah “pacar”, yang memilki arti, ”kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta-kasih, yang kemudian mendapat imbuhan –an atau ber-an yang arti harfiahnya “bercintaan”; (atau) “berkasih-kasihan”(dengan sang pacar).

Kemudian Wikipedia mendefinisikan kata “pacaran “sebagai proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan”, yang Pada kenyataannya, penerapan proses tersebut masih sangat jauh dari tujuan yang sebenarnya. Manusia yang belum cukup umur dan masih jauh dari kesiapan memenuhi persyaratan menuju pernikahan telah dengan nyata membiasakan tradisi yang semestinya tidak mereka lakukan. Maka, tidak sedikit hal itu disalahartikan oleh kalangan muda mudi yang mengidolakan pacaran tersebut dengan melakukan tindakan-tindakan yang sangat jauh dari norma sosial, kesopanan, apalagi agama.

Lalu bagaimana islam sebagai agama menyikapi penomena ini, yang mau tak mau bisa saya katakan remaja atau muda mudi islam saat ini hampir kebanyakan mereka menjalani lakon diatas, baik yang islamnya hanya tertera di KTP sampai kalangan yang bisa dikatakan memiliki latar belakang pendidikan agama yang cukup mumpuni seperti para santri, ustadz, mahasiswa perguruan tinggi islam, aktifis islam, dan lain sebagainya yang menggeluti dunia keislaman, dengan bermacam istilah lain yang mereka gunakan dalam mengartikan hal tersebut.

 Islam mengakui adanya rasa cinta yang ada dalam diri manusia. Karena itu adalah fitrahnya. Ketika seseorang memiliki rasa cinta, maka hal itu adalah anugerah Yang Kuasa. Termasuk rasa cinta kepada wanita (lawan jenis) dan lain-lainnya. Mari kita telusuri hal ini dalam arti firmannya dibawah ini:

“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik”. (QS. Ali Imran :14).

Kitab suci alqur’an tidak menafikan hal itu bukan? Tapi, cinta yang bagaimana termasuk kategori diatas, yakni cinta yang mampu memberikan rasa indah dalam pandangan manusia? Apakah cinta yang dibalut dengan istilah pacaran diatas termasuk kategori ayat tersebut?

Sahabatku para remaja muslim, dalam agama islam kita dianjurkan untuk menjaga pandangan dan memilahara kemaluan agar kita tidak terjerumus kedalam lembah ajakan setan laknatullah, karena setan selalu mengajak anak manusia untuk ingkar kepada Allah dan syariat yang dibawa oleh utusannya Nabi besar Muhammad SAW. Hal ini dijelaskan dalam al-qur’an:

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya…..”(Qs.an-Nur:30-31)

Dalam ayat yang lain kita dilarang mendekati zina.

“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan  yang keji. dan suatu jalan yang buruk”.(Qs.al Israa’:32)  

Setujukah kalian wahai para remaja muslim, jika saya katakan pacaran itu adalah jalan (mendekati) untuk melakukan perbuatan zina? Coba kita perhatikan apa saja yang sering dilakukan oleh orang yang sedang berpacaran. Bukankah kalau berpacaran itu tak jauh dari bermesraan, berdua-duaan di tempat gelap, saling berpegangan tangan, ciuman atau berlukan, dan terakhir berbuat zina? Jika memang itu yang terjadi, yuk kita simak dalam sabda Nabi:

“Janganlah sekali-kali seorang laki-laki menyendiri dengan seorang perempuan kecuali ditemani oleh mahram-nya”. (HR.Imam Bukhari)

Dalam hadits riwayat Imam Ahmad, disebutkan pula:

“Janganlah sekali-kali seorang laki-laki menyendiri dengan perempuan yang tidak halal baginya, karena orang yang ketiganya nanti adalah syaithan, kecuali kalau ada  mahramnya”.

Sahabatku para remaja muslim, adakah pacaran tanpa hal-hal negative diatas? Tanpa bermesraan, tanpa pegangan tangan, ciuman, pelukan dan seterusnya. Saya rasa tidak ada, kenapa? Karena pacaran itu menurut saya hanya cinta kasih yang hanya mengedepankan hawa nafsu belaka, keegoisan, dan rasa ingin memiliki saja. Remaja muslim jangan tergiur oleh istilah pacaran islami, ta’aruf atau apalah namanya. Karena tipu muslihat setan itu sangat halus saudaraku. Sungguh aneh jika ada yang mengatakan “kita boleh berpacaran asal itu dilakukan secara islami, mencintai kerena Allah”. Rasanya sangat lucu sekali jika selepas melakukan hubungan vertikal kepada allah ( seperti sholat) kemudian kita melakukan hubungan horizontal kepada sang pacar dengan bermesraan lewat telepon, sms, atau lewat jejaring sosial. Sangat aneh jika setelah membaca mushaf kemudian kita membaca surat dari sang pacar, pergi ke mejlis ta’lim berduan pakai motor, dsb. Akhirnya STMJ (Shalat Terus Maksiatpun Jalan) Naudzubillah min dzalik.

Janganlah kita mencampuradukkan kebenaran dangan kebatilan hanya demi sang nafsu yang tak pernah kenyang. Tundukkanlah pandangan terhadap lawan jenismu, agar kau bisa selamat. Karena pandangan itu tak ubahnya seperti sebilah anak panah yang beracun, jika kau lepaskan ia dari busurnya maka ia akan mengenai hatimu yang selanjutnya akan membinasakanmu dengan racun tersebut. Ingatlah bahwa nafsu hanya bisa dikalahkan dengan rasa takut kepada Allah, dengan mendektkan diri kepadanya. Semoga Allah memelihara kita semua dari fitnah zaman ini. Aamin yaa robbal a’alamiin

Tulisan ini telah dimuat di:http://www.dakwatuna.com/2012/02/18395/fenomena-pacaran-remaja-muslim/

0 komentar:

Posting Komentar

kritik dan saran yang konstruktif selalu kami tunggu dari para pembaca yang budiman,,,,,!!!