Sehelai Kain
Sehelai kain
itu, tak memberi arti katanya
Itu sih katanya
Ya, katanya
apalah arti kain sehelai itu
Kalau tingkah
tak menentu
Hanya mencemar
nama baik Agama
Katanya, biarku tanpa bermahkota kain sehelai itu
Asal tingkahku,
tak mencemar nama baik Agamaku
Itu, lagi-lagi katanya
Kataku, biarkan
sehelai kain itu
Tetap
memahkotaimu saudariku
Walau tingkah
belum mulia
Tapi paling
tidak
Identitasmu
masih terjaga
Biarkan sehelai
kain itu memahkotaimu
Paling tidak,
kau mampu sedikit berpikir
Kala tingkah
tak laku
Oleh Syari’at
Agamamu
Pantaskah aku
berlaku ini
Pantaskah aku
berlaku itu
Sedangkan
mahkota kain sehelai ini diatasku
Bukan
sebaliknya wahai saudariku
Pantaskah
sehelai kain itu diatasku
Kalau tingkah
laku-ku itu
Kalau tingkah
laku-ku ini
Dimata Syariat
tak laku-laku
Itu sih kataku
wahai saudariku
Tanpa mau
bersuci diri
Bukan sok
anggun ku bertingkah laku
Hanya sekedar
saling mengingatkan
Antara kita
umat akhir zaman
Akal
VS Nafsu
Akalku pastinya
sudah paham
Kalau itu
noktah-noktah hitam
Tapi sang nafsu
itu
Tak mau
berhenti menggoda merayu
Akalku
menggelepar
Bak ikan
terpanggang
Hidup-hidup
dibuatnya
Raga ini selalu
berlari
Dari syahwat
durja itu
Tapi sang
nafsu selalu
Setia hadir
mengebiri
Tuhan,,,
Akalku menangis
sedu
Di hadapan dua
malaikatMu
Kiri-kanan
sampingku
Tak berkutik
ditiban sang nafsu
Akalku hanya
mampu
Sedikit
mengulum senyum tersipu
Kalaku tegak
raka'atMu
Namun, akalku
tau
Raka'at itu tak
memberi
Banyak
arti bagiku
Yang berlumuran
dosa ini
kerena
syahwat itu
akan kembali
mengebiri
Tuhan,,,
Kalau ku boleh
berkalkulasi pahala
Adakah Ia
setitik nila
Adakah Ia
mencukupi
Bekal
menghadapMu nanti
Sedangkan dosa-dosa
itu
Tak
terkalkulasi
Menggunung
meninggi
Tanpa celah
memandang
Tuhan,,,
Kalau boleh ku
mengemis meminta
Tolong sediakan
lautan ampunan itu
Beriku telaga
rahmanMu
Di tengah
kobaran dosa-dosaku
Yang ku pinta
hanya ampunanMu
Yang ku harap
hanya rahmanMu
Selimuti aku
dengan rahimMu
Hangatkan aku
dengan ridhaMu
Rindu Anak Negeri Dari
Seberang Benua
Bagaimana
kabarmu?
Belum lama kami
meninggalkanmu
Kabar elektronik
selalu bercerita tentangmu
Tentang
rakyat-rakyatmu yang semakin tersungkur
Tentang
pemimpin-pemimpinmu yang semakin makmur
Lain lagi kabar
tentang eroni Pengetuk palu
Itu sudah
menjadi santapan harian anak Negerimu
Rakyat kecilmu
semakin tertindas
Para pemimpinmu
semakin beringas
Tak
henti-hentinya cerita busuk mereka
Semakin
berepisode saja
Mensejahterakan
rakyatmu
Semakin menjadi
dongeng sebelum terlelap saja
Century entah kemana rimbanya
Korupsi tak
pernah terhenti terupdate
Satu kasus
belum terbaca
Kasus lain
menyelip dimuka
Hingga kasus
korup yang Satu
Hilang entah
kemana menyelinap
Tanah airku,
Indonesiaku,,,!
Cerita pesta
bermewah-mewahan para pemimpinmu
Ternyata sudah tutup buku
Renovasi ruang
gedung pemimpim-pemimpinmu
Yang katanya dua
puluh milyar itu
Ternyata sudah
tersapu angin lalu
Saking
banyaknya kasus-kasus menimpamu
Tanah airku,
Indonesiaku,,, !
Kasus Wisma
Atlet yang telah lama dimulai
Kini belum juga
terurai benang kusutnya
Pemimpin-pemimpin
itu semakin membingungkan saja
Ternyata
sekarang mereka sudah pikun pelupa
Saat diminta
kata pengakuan sebagai saksi
Nurani mereka
jangan ditanya
Pasti sudah
tergadai kertas-kertas itu
Sabarlah dulu
Tanah Airku
Optimislah
selalu Negeriku
Jangan menyerah
Bangsaku
Generasi-generasi
ibu pertiwimu
Sebentar lagi
akan datang membelamu
Dari
tikus-tikus rakus itu
0 komentar:
Posting Komentar
kritik dan saran yang konstruktif selalu kami tunggu dari para pembaca yang budiman,,,,,!!!