Secara ilmiah
dan realistis, kita terlahir ke dunia ini sebagai pemenang. Kerena sebelum
lahir, masing-masing kita telah mengikuti sebuah kompetisi luar biasa, konon
dengan jumlah peserta hampir 700 juta banyaknya, bukankah itu sangat dahsyat
dan luar biasa? Iya. kita memang luar biasa, kita adalah sang jawara. Itulah
realita yang ada, kita terlahir sebagai pemenang.
Allah SWT telah menciptakan kita melalui perantara
seorang ayah dan ibu, dari ratusan juta (100-700 juta) sel sperma sang ayah
yang kemudian menuju kesatu tujuan, yakni sel telor ibu. Dari perjalanan menuju
sel telor sang ibu itulah dimulainya sebuah kompetisi dahsyat yang sangat luar
biasa itu. Bersama ratusan juta peserta yang lain kita berlomba untuk
menentukan siapa yang tercepat dan mampu bertahan sampai finish untuk
membuahi sel telor. Saat itu hanya satu akan jadi pemenang, dan Allah
mentakdirkan kita sebagai pemenang dalam kompetisi itu. Dengan tropi diberikan
hak untuk menatap dunia ini, serta menyandang amanah sebagai khalifah di muka
bumi-Nya
“Dan ingatlah
ketika tuhanmu berfirman kapada para malaikat:Aku hendak menjadikan khalifah di
bumi”…..(QS.al-Baqaroh:30)
Jika sejak
lahir kita sudah ditakdirkan sebagai pemenang, kenapa sekarang kita harus jadi
pecundang. Bukankah dalam sehari setidaknya lima kali kita diseru oleh sang muadzin
untuk meraih kemenangan. Subuh ketika sang fajar shadik terbit, siang
ketika sang surya tepat di ubun-ubun, dan petang ketika bayang-banyang benda
berbentuk sama dengan aslinya; sore ketika sang matahari kembali keperaduan, dan
malam ketika mega merah menghilang.
“Hayya ‘Alal Falah”(mari
meraih kemenangan) itulah seruan sang muadzin yang mengajak kita untuk
selalu meraih kemenangan. Iya, dengan mendirikan sholat kita berarti menuju
sebuah kemenangan atau kejayaan. Menang yang tak hanya di dunia. Namun, di
akhirat juga nantinya.
“Yang
pertama-tama dipertanyakan (diperhitungkan) terhadap seorang hamba pada hari
kiamat dari amal perbuatannya adalah tentang shalatnya. Apabila shalatnya baik
maka dia beruntung dan sukses dan apabila shalatnya buruk maka dia kecewa dan
merugi. (HR. An-Nasaa’i dan Tirmidzi)”
Itulah konsep
kemenangan dalam Islam, menang ketika di dunia fana, menang ketika di alam Baqa.
Sebuah kemenangan yang selalu dipinta hamba muslim dalam setiap do’anya.
“,,,Wahai Tuhan
kami, anugerahkanlah kepada kami kebaikan di dunia ini dan kebaikan di akhirat
kelak dan hindarkanlah kami dari adzab api neraka.”(QS. Al-Baqorah:2010).
Itulah kemengan
hakiki. Dunia-akhirat berjaya. Apalah arti kemengan di dunia kalau di akhirat
sengsara.
Tentu
kemenangan besar ini tak bisa kita raih dengan instan saudaraku. Disana banyak
jalan terjal dengan jurang-jurang yang dalam disetiap sisinya. Sedikit saja
kaki salah melangkah, jurang-jurang dalam itu siap menerkam kita.
Iblis
laknatullah dan laskar-laskarnya, baik dari golongan jin dan manusia tak
tinggal diam. Mereka selalu setia merintangi jalan menuju kemenangan besar itu
saudaraku. Mereka takkan pernah berhenti memalingkan langkah kita kearah
kekalahan dan kerugian besar itu. Mereka selalu beraksi mencari titik lemah
kekuatan kita. Depan belakang, kiri kanan, atas-bawah. Dari seluruh penjuru
arah.
Mereka akan
bersorak kegirangan kala kaki kita tergelincir kedalam lembah kemaksiatan.
Mereka akan selalu mengipasi kita agar bertahan di lembah itu untuk selamanya,
sampai nyawa lepas dari raga kita, dan
kita mati dalam seburuk-buruk kematian (suul khotimah). Naudzubillah min
dzaalik.
Jalan ke Neraka
(yang merupakan buah kemurkan-Nya) selalu ditemani oleh kenikmatan-kenikmatan
syahwat. Sedangkan jalan ke Surga (yang merupakan buah keridhaan-Nya) selalu
ditemani oleh hal-hal yang berlawanan dengan keinginan dan kecenderungan
syahwat,Penuh duri, dan pasti tak semulus jalan ke Neraka.
“Neraka
diselubungi (dikelilingi) oleh syahwat, dan surga oleh
kesulitan-kesulitan”.(HR.Bukhari-Muslim)
Oleh kerena itu,
tentu dibutuhkan sebuah keistiqomahan yang luar biasa juga dalam meraih
kemenangan besar itu. Istiqomah dalam ketakwaan, dengan bersabar dalam
mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Semoga kita
mampu menjadi pemenang hakiki itu, kemenangan di dunia dan kemenangan di
akhirat. Semoga Allah SWT selalu membimbing langkah kita menuju ridha-Nya,
jalan ke surga yang dijanjikan-Nya. Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.
0 komentar:
Posting Komentar
kritik dan saran yang konstruktif selalu kami tunggu dari para pembaca yang budiman,,,,,!!!