Aku mengenalnya
sepintas saja, pernah bersapa sekedar sapa apa adanya, hanya seperlunya. Tak kurang
tak lebih. Aku tak pernah menyapanya lebih banyak, bukan aku tak mau atau tak
berani, tapi aku menghormatinya. Dia begitu bersahaja, menjaga pandangan,
pakaian dan tutur kata. Jadi, mana mungkin aku merusak semua keindahan itu. Aku
tak ingin keanggunan busana dan tutur katanya ternodai oleh tingkah lakuku.
Dia ibarat permata
berlapis kaca, tak ada yang bisa menyentuhnya, karena ia sangat istimewa. Tapi entah
kenapa, tegur sapa ala kadarnya...