Tampilkan postingan dengan label Khutbah Jum'at. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Khutbah Jum'at. Tampilkan semua postingan

17 Oktober, 2014

Jadilah Sebaik-Baik Manusia

Khutbah Pertama:
Jadilah Sebaik-Baik Manusia*

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛

فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ:

يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ.
Sidang jama'ah jum'at yang berbahagia…

Di siang hari yang cerah ini. Marilah sama-sama kita cerahkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt. Yang mungkin selama ini diselimuti gumpalan awan mendung dosa-dosa. Takwa dalam artian yang sesungguhnya, menjalankan segala perintah Tuhan, dan menjauhi segala larangan-Nya.

Sidang jama'ah jum'at rahimakumullah…   

Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial. Makhluk yang membutuhkan hidup bersama dengan sesamanya. Makhluk yang tak mampu hidup sendiri tanpa berinteraksi dengan manusia lain.

Ingat kisah Manusia pertama, Adam as. Walaupun tinggal di Surga dengan penuh kenikmatan super didalamnya. Tempat terindah yang tak pernah dilihat oleh mata. Tak pernah didengar oleh telinga. Bahkan, khayalan manusia tingkat tinggipun tak pernah sampai menembusnya. Namun, ditengah kenikmatan super itu, Adam as tetap galau disana. Ia kesepian dalam kesendirian.

Lalu untuk menfasilitasi fitrah sosial Hamba-Nya tersebut. Tuhan menciptakan seorang wanita cantik jelita bernama Hawa. Dari keduanya kemudian lahirlah anak-anak manusia dengan berbagai Suku, Bangsa dan Bahasa.

Allah Swt berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٍ وَّحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَّنِسَآءً وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبًا.

Artinya: "Wahai Manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu. (Qs. An-nisa:1)

Dalam ayat lain Ia berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبًا وَّقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ.

Artinya: "Wahai manusia! Sungguh Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha teliti. (Qs. Al-Hujurat: 13).

Pada arti dua buah ayat diatas, masing-masing ada satu kalimat yang dicetak tebal "(peliharalah) hubungan kekeluargaan" pada ayat pertama, dan perkataan "saling mengenal" pada ayat kedua.

Sidang jama'ah jum'at yang dibanggakan Allah…

(Peliharalah) hubungan kekeluargaan.

Kita (sesama manusia yang menghuni Bumi saat ini) adalah sebuah keluarga besar yang sama-sama berasal dari Ayah dan Ibu yang satu. Yaitu Adam dan Hawa. Sebagai keluarga besar, sudah semestinya kita menjaga dan menjalin hubungan silaturrahmi antar sesama. Kita dilarang untuk melakukan tindakkan yang dapat mencederai hubungan kekeluargaan tersebut. Seperti saling merendahkan atau melecehkan antar sesama. Namun sebaliknya, Kita dianjurkan untuk melakukan sebuah tindakkan yang dapat merawat hubungan kekeluargaan itu agar tetap terjalin erat. Seperti saling menyayangi dan mengasihi antar satu dengan yang lain.

Coba kita dengar firman Allah Swt berikut:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا يَسۡخَرۡ قَوۡمٌ مِّن قَوۡمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُواْ خَيۡرًا مِّنۡهُمۡ وَلَا نِسَآءٌ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيۡرًا مِّنۡهُنَّۖ وَلَا تَلۡمِزُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَلَا تَنَابَزُواْ بِٱلۡأَلۡقَٰبِۖ بِئۡسَ ٱلِٱسۡمُ ٱلۡفُسُوقُ بَعۡدَ ٱلۡإِيمَٰنِۚ وَمَن لَّمۡ يَتُبۡ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ.

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (Qs. Al-hujurat: 11)

Lalu kita dengar lagi Sabda kekasih-Nya berikut:

لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه.

Artinya: "Tidak beriman salah seorang kalian sampai dia mencintai saudaranya, seperti dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Sidang Jama'ah jum'at yang dikasihi Allah…

Saling Mengenal.

Pada ayat diatas, Allah swt menerangkan bahwa tujuannya menciptakan kita berbeda-beda suku, bangsa, dan bahasa ialah agar kita saling kenal-mengenal antara satu dengan yang lain. Tanpa memperdulikan perbedaan lahiriah yang ada. Karena pembeda di mata Allah swt bukan bentuk lahiriah. Namun, bentuk batiniahnya. Yaitu ketakwaan.

Saling mengenal disini, kemungkinan memiliki dua pengertian. Yang pertama hanya saling mengenal lahiriahnya saja. Seperti hanya mengenal nama, asal, suku, bangsa dan lain sebagainya. Sedangkan yang kedua adalah saling mengenal lebih dalam, yaitu saling mengenal sifat atau karakter masing-masing. Diantara kedua tipe saling mengenal tersebut, tentu yang kedualah yang paling memberi arti sesungguhnya. Karena jika kita saling mengenal karakter masing-masing. Maka sesama kita akan lahir sikap saling memahami, saling menghormati yang kemudian akan membuahkan kedamain dimuka bumi ini. betapa banyak perselisihan bahkan peperangan antar sesama manusia di muka bumi ini hanya karena tidak adanya tenggangrasa, saling memahami dan menghormati antar satu dengan yang lain.

Coba kita lirik sejenak mereka yang berada di samping kita saat ini. Sudahkah kita saling mengenal karakter masing-masing? Jika memang sudah saling mengenal. Sudahkan kita saling memahami. Saling menghormati. Saling tenggang rasa. Jika belum, mari sama-sama kita berusaha untuk memulainya. Agar mereka yang berada disamping kita saat ini menjadi perantara atau wasilah bagi kita untuk mendapat keridhan-Nya. Karena berbuat baik pada sesama merupakan implementasi penghambaan kita kepada Allah swt.

Sidang jama'ah jum'at yang dirahmati Allah…

Saling mengenal artinya agar kita saling berinteraksi antar manusia satu dengan yang lainnya. Karena bagaimana mungkin kita saling mengenal tanpa didahului oleh sebuah interaksi.

Secara garis besar, dalam hidup manusia hanya terdapat dua macam interaksi. Yang pertama interaksi manusia dengan Tuhan untuk memenuhi fitrahnya sebagai makhluk bertuhan. Kedua, interaksi antar sesama manusia (hamba Tuhan) untuk memenuhi fitrahnya sebagai makhluk sosial.

Atas sebab kedua jenis interaksi inilah, kemudian Tuhan menurunkan syariat islam sebagai aturan mainnya. Yang mana ianya berisi pedoman bagaimana cara manusia berinteraksi dengan Penciptanya dan bagaimana ia berinteraksi dengan sesamanya.

Aturan main berupa syariat islam itu sejatinya adalah berupa etika atau akhlak manusia dihadapan Tuhan dan sesamanya. Demi penyempurnaan akhlak inilah Nabi Muhammad saw diutus ke muka bumi ini. Sepertimana sabdanya:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ اْلأَخْلَاقِ.

Artinya: "Bahwasanya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan keluhuran budi pekerti. (HR.Ahmad)"

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِيِمْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.






Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَ كَفَرَ. وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ وَ حَبِيْبُهُ وَ خَلِيْلُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ وَ الْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَ سَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.

اَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله، اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجا، وَقَالَ: وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا.

يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ.
Sidang jama'ah jum'at yang disayang Allah…

Pada khutbah kedua ini, khatib ingin mengajak diri khatib pribadi dan jama'ah sekalian. Untuk bersama-sama sejenak merenungi sebuah nasehat dibawah ini. Agar cahaya keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah swt semakin bersinar cerah.

Sidang jama'ah jum'at yang diridhai Allah…

Jangan Susahkan Orang Lain Karenamu.

Jika kehidupanmu selalu menyusahkan orang lain. Maka, jangan pernah memimpikan kebahagiaan akan hadir untukmu.

Jika tak percaya dengan apa yang kau dengar ini, catatlah dalam buku harianmu dan rasakanlah kemudian.

Manusia agung sepanjang sejarah pernah bersabda:

خير الناس أنفعهم للناس...

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain."

Maka, mafhum mukhalafahnya (pemahaman sebaliknya) berbunyi:

شر الناس أضرهم للناس...

"Seburuk-buruk manusia adalah yang paling bermudarat bagi orang lain"

Jadi, pilihlah sendiri kategori manusia mana yang kau inginkan dalam hidupmu. Karena Tuhan telah memberikan akal untuk berpikir dan wahyu sebagai petunjuk. Kecuali jika akal itu kau sembelih dengan hawa nafsu. Wahyu kau gantung di tiang gantungan, dan dunia kau puja-puji. Maka, bisa ditebak kau akan memilih kategori seburuk-buruk manusia. Walau sebenarnya kau tak menyadari pilihan itu, karena dirimu terbuai.

Sidang jama'h jum'at yang diberkati Allah…

Berhati-Hatilah Dalam Bermuamalah Kepada Sesama

Mari kita sadari kesalahan kita selama ini kepada sesama. Lalu setelah itu, berhati-hatilah dalam pergaulan selanjutnya. Jangan pernah menjadi mudarat bagi sesama, baik melalui pikiran, perkataan, dan tindakan.

المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده
"Seorang muslim adalah orang yang kaum muslim selamat dari gangguan lisan dan tangannya." (HR. Bukhari - Muslim).

Hubunganmu dengan Tuhan tidak akan pernah baik, jika dengan sesama kau selalu buruk.

Jika engkau pernah melakukan kesalahan terhadap aturan Tuhan, kau tinggal bertaubat sungguh-sungguh memohon ampun. Karena Ia Maha pengampun dan pemaaf. Sedangkan, jika engkau pernah melakukan kesalahan kepada sesama, engkau akan menemukan kesulitan meminta maaf kepadanya. Karena, tak semua manusia berhati lapang dan pemaaf. Sedangkan, salah satu dari empat syarat diterimanya taubat adalah meminta maaf kepada seseorang yang pernah engkau zhalimi.

Ketahuilah, bahwa salah satu do'a yang langsung sampai ke hadirat Tuhan adalah do'a orang yang terzhalimi. Sangat sedikit dari orang yang terzhalimi mendo'akan kebaikan terhadap seseorang yang menzhaliminya. Oleh karena itu, (sekali lagi) berhati-hatilah dalam bermuamalah dengan sesama.

 “Dan waspadalah terhadap do'a orang yang terzhalimi. Karena tidak ada hijab (penghalang) antara doanya itu dan Allah” (HR. Al-Bukhari).

Sidang jama'ah jum'at yang dilindungi Allah…

Balaslah Keburukan Dengan Kebaikan

Teruslah berbuat baik kepada sesama. Tanpa memikirkan keburukan-keburukan yang pernah mereka hadiahkan untukmu. Karena, sejatinya keburukan dari mereka itu adalah kebaikan bagimu. Dengan keburukan mereka itu, engkau akan lebih tangguh. Bukankah itu sebuah kebaikan bagimu?

Lihat, apa yang Sayyidina Muhammad lakukan kala meladeni keburukan-keburukan dari kaum kafir Quraisy. Keburukan-keburukan dari mereka yang menbenci Rasul dan Risalah yang Beliau bawa selalu dibalasnya dengan kebaikan, senyuman, dan do'a mengharap mereka diberikan hidayah oleh Allah swt.

Dunia adalah ladang untuk bercocok tanam. Sedangkan akhirat adalah hasil tuaian.

Bagaimana tuaianmu bisa berkualitas baik. jika ladangmu rusak diserang hama-hama keburukan. Hama Iri hati, dengki, benci; menyakiti, dan hama-hama sejenisnya.

Sidang jama'ah jum'at yang diberi petunjuk oleh Allah…

Pilihlah Jalan yang Lurus

Tuhan telah menciptakan surga dan neraka. Kemudian Ia bentangkan jalan menuju keduanya untukmu. Dengan akal, jalan ke surga akan terlihat indah menggiurkan. Sedangkan dengan nafsu, neraka akan lebih menggiurkan. Diantara keduanya, Tuhan menurunkan wahyu untukmu. Terserah kepadamu. Memilih jalan ke surga yang penuh duri namun indah di penghujungnya, atau memilih jalan neraka penuh kenikmatan namun buruk di penghujungya. Surga adalah sebaik-baik tempat kembali. Neraka adalah seburuk-buruk tempat kembali.

اهدنا الصراط المستقيم. صراط الذين انعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولا الضالين.
      
"Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat." (Qs. Al-Fatihah, 6-7).

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَ سَلَّمْتَ وَ بَارَكْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى اَلِ اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَ هَبْلَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا لَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبَنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ الله! اِنَّ الله يَأْمُرُكم بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا الله الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ وَ اللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ .
أقم الصلاة...!

*Disampaikan pada khutbah jum'at di KBRI-Rabat
17 Oktober 2014
Oleh: Herdiansyah Amran, Lc.

Lulusan Universitas Hassan II, Mohammedia-Casablanca-Maroko.

12 Maret, 2013

Pemenang Hakiki


Hadirin wal hadirat, sidang jama’ah Jum’at yang berbahagia.
Secara ilmiah dan realistis, kita terlahir ke dunia ini sebagai pemenang. Karena sebelum lahir, masing-masing kita telah mengikuti sebuah kompetisi luar biasa, konon dengan jumlah peserta hampir 700 juta banyaknya, bukankah itu sangat dahsyat dan luar biasa? Iya. kita memang luar biasa, kita adalah sang jawara. Itulah realita yang ada, kita terlahir sebagai pemenang.

Allah SWT telah menciptakan kita melalui perantara seorang ayah dan ibu, dari ratusan juta (100-700 juta) sel sperma sang ayah yang kemudian menuju kesatu tujuan, yakni sel telor ibu. Dari perjalanan menuju sel telor sang ibu itulah dimulainya sebuah kompetisi dahsyat yang sangat luar biasa itu. Bersama ratusan juta peserta yang lain kita berlomba untuk menentukan siapa yang tercepat dan mampu bertahan sampai finish untuk membuahi sel telor. Saat itu hanya satu yang akan jadi pemenang, dan Allah mentakdirkan kita sebagai pemenang dalam kompetisi itu. Dengan tropi diberikan hak untuk menatap dunia ini, serta menyandang amanah sebagai khalifah di muka bumi-Nya.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيْفَةً.....

“Dan ingatlah ketika tuhanmu berfirman kapada para malaikat: Aku hendak menjadikan khalifah di bumi”…..(QS.al-Baqaroh:30)

Sidang jama’ah Jum’at yang berbahagia
Jika sejak lahir kita sudah ditakdirkan sebagai pemenang, kenapa sekarang kita harus jadi pecundang. Bukankah dalam sehari setidaknya lima kali kita diseru oleh sang muadzin untuk meraih kemenangan. Subuh ketika sang fajar shadik terbit, siang ketika sang surya tepat di ubun-ubun, dan petang ketika bayang-banyang benda berbentuk sama dengan aslinya; sore ketika sang surya kembali keperaduan, dan malam ketika mega merah menghilang.

 “Hayya ‘Alal Falah”(mari meraih kemenangan) itulah seruan sang muadzin yang mengajak kita untuk selalu meraih kemenangan. Iya, dengan mendirikan sholat kita berarti menuju sebuah kemenangan atau kejayaan. Menang yang tak hanya di dunia. Namun, di akhirat juga nantinya.

"إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ. فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِر..."

“Yang pertama-tama dipertanyakan (diperhitungkan) terhadap seorang hamba pada hari kiamat dari amal perbuatannya adalah tentang shalatnya. Apabila shalatnya baik maka dia beruntung dan sukses dan apabila shalatnya buruk maka dia kecewa dan merugi. (HR. An-Nasaa’i dan Tirmidzi)”

Itulah konsep kemenangan dalam Islam, menang ketika di dunia fana, menang ketika di alam Baqa. Sebuah kemenangan yang selalu dipinta hamba muslim dalam setiap do’anya.

"...رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةًۭ وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ حَسَنَةًۭ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ"

 “,,,Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kebaikan di dunia ini dan kebaikan di akhirat kelak dan hindarkanlah kami dari adzab api neraka.”(QS. Al-Baqorah:201).

Sidang jama’ah Jum’at yang berbahagia
Itulah kemengan hakiki. Dunia-akhirat berjaya. Apalah arti kemengan di dunia kalau di akhirat sengsara.
Tentu kemenangan besar ini tak bisa kita raih dengan instan. Disana banyak jalan terjal dengan jurang-jurang yang dalam disetiap sisinya. Sedikit saja kaki salah melangkah, jurang-jurang dalam itu siap menerkam kita.
Iblis laknatullah dan laskar-laskarnya, baik dari golongan jin dan manusia tak tinggal diam. Mereka selalu setia merintangi jalan menuju kemenangan besar itu. Mereka takkan pernah berhenti memalingkan langkah kita kearah kekalahan dan kerugian besar itu. Mereka selalu beraksi mencari titik lemah kekuatan kita. Depan belakang, kiri kanan, atas-bawah. Dari seluruh penjuru arah.

Mereka akan bersorak kegirangan kala kaki kita tergelincir kedalam lembah kemaksiatan. Mereka akan selalu mengipasi kita agar bertahan di lembah itu untuk selamanya, sampai nyawa  lepas dari raga kita, dan kita mati dalam seburuk-buruk kematian (suul khotimah). Naudzubillah min dzaalik.

Jalan ke Neraka (yang merupakan buah kemurkan-Nya) selalu ditemani oleh kenikmatan-kenikmatan syahwat. Sedangkan jalan ke Surga (yang merupakan buah keridhaan-Nya) selalu ditemani oleh hal-hal yang berlawanan dengan keinginan dan kecenderungan syahwat,Penuh duri, dan pasti tak semulus jalan ke Neraka.

حُجِبَتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ وَحُجِبَتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ""

 “Neraka diselubungi (dikelilingi) oleh syahwat, dan surga oleh kesulitan-kesulitan”.(HR.Bukhari-Muslim)

Oleh kerena itu, tentu dibutuhkan sebuah keistiqomahan yang luar biasa juga dalam meraih kemenangan besar itu. Istiqomah dalam ketakwaan, dengan bersabar dalam mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, serta senantiasa mendirikan Sholat.

"وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ . الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلاَقُوا رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ"

" Dan mintalah pertolongan ( kepada  Allah) dengan sabar dan sholat, Dan (sholat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang  khusu’ , ( yaitu ) mereka yang yakin , bahwa mereka akan menemui Tuhan-nya dan bahwa mereka akan kembali kepad-Nya ” ( QS Al Baqarah : 45 -46 )”

Semoga kita mampu menjadi pemenang hakiki itu, kemenangan di dunia dan kemenangan di akhirat. Semoga Allah SWT selalu membimbing langkah kita menuju ridha-Nya, jalan ke surga yang dijanjikan-Nya. Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.

:: Disampaikan pada khutbah Jum'at KBRI Rabat, Maroko. 22/2/2013