Suasana Durus Hassaniah (Google image) |
Raja
Maroko pertama yang memulai pengajian Ramadhan tersebut ialah Sultan Moulay
Ismail (1672-1727). Setelah sempat terhenti, tradisi tersebut dihidupkan
kembali oleh Raja Hassan I (1873-1894) dan dibakukan pada tahun 1963 oleh Raja
Hassan II (Bapak Raja Mohammed VI yang berkuasa sekarang) sebagai kegiatan rutin
pada setiap bulan Ramadhan. Yang masih berlangsung sampai sekarang.
Tempat
pengajian diadakan di istana Raja, kota Casablanca. Dihadiri langsung oleh raja
Maroko, seluruh duta besar negara Islam, para anggota kabinet, pimpinan
partai politik, dan tokoh sipil maupun militer, serta disiarkan secara live
oleh stasiun televesi dan radio setempat. Agar masyarakat bisa menyaksikan
langsung acara tersebut.
Pengajian
bertemakan tentang perihal keilmuan dan politik. Para ulama yang diundang untuk
memberikan ceramah langsung dihadapan raja tersebut diberi waktu sekitar 45
menit atau lebih untuk memaparkan isi makalahnya. Ada sebuah simbolik yang
mencerminkan tentang keagungan ilmu atas kekuasaan dalam pengajian ini, yaitu seorang ulama atau da'i menyampaikan ceramahnya dengan duduk diatas mimbar. Sedangkan sang raja hanya duduk di lantai.
Ternyata
pengajian ini hadir memang diniatkan
sebagai bentuk penghormatan atau penghargaan terhadap para ulama. Hal ini bisa
dilihat dari para ulama yang diundang oleh raja-raja tersebut, para ualam yamg
hadir tidak hanya dari dalam Maroko saja, tapi di luar Maroko atau maca Negara juga
ikut diundang. Bahkan Sejak tahun 2003, Raja Mohammed VI, membuat gebrakan
dengan menunjuk dan melibatkan para ulama wanita untuk berceramah dan hadir dalam
Durus Hassaniah Ramadhaniah tersebut.
Diantara
para ulama besar manca negara yang pernah
diundang dalam pengajian ini antara lain:
Syekh
DR. Yusuf al-Qardhawi, (pengarang kitab Fiqh Zakat yang fenomenal).
Syekh Sa'id Ramadhan al Bouthy (guru besar ilmu syari’ah Suria).
Syekh Mahmud khalf jirad al ‘isaawy (imam & khatib besar universitas syekh Abdul Qodir al Kailany, Iraq).
Syekh Muhammad Sa’id Thantowi (salah satu imam besar universitas al Azhar, Mesir). Dan masih banyak lagi yang lainnya.
Syekh Sa'id Ramadhan al Bouthy (guru besar ilmu syari’ah Suria).
Syekh Mahmud khalf jirad al ‘isaawy (imam & khatib besar universitas syekh Abdul Qodir al Kailany, Iraq).
Syekh Muhammad Sa’id Thantowi (salah satu imam besar universitas al Azhar, Mesir). Dan masih banyak lagi yang lainnya.
Adapun
ilmuan dari dalam negeri Maroko sangat
banyak, dan untuk menghemat tulisan ini. maka saya sarankan agar antum kunjungi sendiri link berikut:http://bit.ly/P5fu2f
KH. Said Aqil Siradj saat menyampaikan ceramah (Google image) |
Sedangkan
ulama dari Indonesia yang pernah diundang oleh Raja Muhammad VI, dan merupakan
ulama putra Indonesia pertama yang mendapat
penghargaan ini ialah Prof. DR. KH.
Said Aqil Siradj, MA (Ketua umum PBNU saat ini). Beliau diundang sekitar dua
tahun yang lalu. Ramadhan tahun 1431 H/2010 M. Dengan judul makalah “Perlindungan
Agama dan Kepercayaan di Negara Demokrasi."
Isi Makalah Kang Said dalam Sebuah Surat Kabar Maroko (KBRI Rabat,Maroko) |
Ceramah Kang Said dalam bentuk youtube
untuk video selanjutnya, silahkan klik link berikut: http://bit.ly/S2ghNY
Pada
tahun ini, Indonesia kembali mendapat undangan kehormatan oleh Raja Muhammad
VI. Tamu kehormatan kali ini ialah ketua Majelis Ulama Indonesia DKI Jakarta. Dr.
KH. Hamdan Rasyid, MA. Namun beliau diundang hanya sebagai mustami’
(pendengar). Tidak untuk menyampaikan ceramah.
2 komentar:
Sebuah kebanggan tersendiri ada salah satu putra indonesia yg prnah mnjadi pembicara dalam acara tersebut..Insya ALLAH kedepannya ada lagi yang melanjutkan..Mudah2an kegiatan positif ini bisa juga ditiru diindonesia dimana begitu besar penghrgaan pemerintah trhadap ulama..saya berfikir dalam menyelesaikan persoalan bangsa ini perlu para ulama dilibatkan..
Aamiin yaa rabbal 'aalamiin,,,,
Insya Allah mas, saya rasa masih banyak putra-putri indonesia yang sekaliber ulama-ulama timur tengah dan afrika utara dalam segi keilmuan.Tinggal waktu dan kesempatan serta hubungan baik yang harus selalu terjaga antara Indonesia dan Maroko...
Semoga negeri kita selalu menhargai dan menghormati para Ulama Tanah Air, serta mau melibatkan mereka dalam kancah pembangunan bangsa dan negara...Aamiin...
Posting Komentar
kritik dan saran yang konstruktif selalu kami tunggu dari para pembaca yang budiman,,,,,!!!