Mesjid Hassan II (Google image) |
Saudara pembaca yang dimuliakan Allah, semoga selalu dalam keberkahan Ramadhan karim.....
Sebenarnya sejak awal Ramadhan kemarin saya ingin menuliskan postingan ini. Tapi karena satu dan lain hal, baru sekarang jari-jari tangan ini mau diajak bermain bersama dengan tombol-tombol keyboard, itung-itung sambil menunggu azan maghrib tiba.
Tanpa terasa, kini Ramadhan telah memasuki hari kesebelas. Puasa Ramadhan kali ini adalah moment yang sangat berkesan bagi saya, kenapa? karena Ramadhan kali ini adalah Ramadhan pertama saya di bumi Maghribi ini, negeri seribu huffadz, negeri seribu benteng; Maroko. Berkesan karena tentu banyak nuansa baru yang saya rasakan selama menjalani Ramadhan kali ini. Nuansa baru yang memberi sensasi berbeda jika dibandingkan berpuasa di Tanah Air sebelumnya.
Jika di Indonesia saya biasanya berpuasa selama hampir 14 jam. Maka, disini saya menghabiskan waktu sekitar 18 jam untuk menunggu saat berbuka. Karena saat ini, Maroko dalam puncak musim panas. Yang mana siangnya lebih panjang dari malam, dan suhu yang lumayan panas. Imsak dimulai sekitar pukul 04:00 dan azan maghrib sekitar pukul 19:45.
Pepatah mengatakan, "lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya". Lain tempat, maka lain pula budaya, adat kebiasaannya. Terutama dalam bulan Ramadhan. Mulai dari sahur, berbuka, sholat tarawih dan lain-lain; Maroko punya gaya khas tersendiri.
Pepatah mengatakan, "lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya". Lain tempat, maka lain pula budaya, adat kebiasaannya. Terutama dalam bulan Ramadhan. Mulai dari sahur, berbuka, sholat tarawih dan lain-lain; Maroko punya gaya khas tersendiri.
Begitu banyak corak ke-khas-an itu, maka mungkin lebih baik saya membagi tulisan ini menjadi beberapa episode. Biar tidak terlalu membosankan. Maka, episode pertama saya pilih tentang cara orang Maroko melaksanakan sholat Tarawih.
Maghribi, (sebutan mashur negara yang berada di belahan Utara Benua Afrika ini) secara mayoritas menganut faham mazhab Maliki dalam berfiqih. Faham 'Asy'ary dalam bertauhid. Hanya sedikit saja yang berfaham lain dalam hal ini. Karena Raja mereka memerintahkan untuk satu dalam bermadzhab.
Sejauh pengalaman saya yang baru pertama kali melaksanakan puasa ramadhan di negeri ini. Ada sedikit keunikan mereka dalam hal sholat sunah Tarawih. Yakni bagaimana cara pelaksaannya. Sedangkan secara bilangan raka'at bisa dikatakan sama dengan di Tanah Air. Ada yang 8 raka'at plus 3 witir, dan 20 raka'at plus 3 witir. Bisanya tergantung mesjid atau tempat melaksanakan sholat tarawih tersebut.
Yang 8 raka'at plus 3 witir, sama cara pelaksaannya seperti di Tanah Air. Yang membedakan hanya panjang bacaan ayat saja, yang mana disini hampir 1 juz penuh. Sedangkan mesjid yang melaksnakan tarawih dengan bilangan 20 raka'at memilki perbedaan cara pelaksaannya dengan di Tanah Air. Karena mereka melaksanakannya dalam dua putaran. Putaran pertama dilaksanakan 8 raka'at selepas sholat isya' sekitar pukul 21:15 dan akan berakhir sekitar satu jam selanjutnya, yakni pukul 22:15. Lalu kapan pelaksaan sisa 12 raka'at lainnya?. Inilah hal yang membedakan itu. Mereka akan melanjutkan sisa raka'at tersebut sekitar satu jam sebelum azan shubuh berkumandang.
Namun, berdasarkan info dari abang-abang senior disini. hal 2 kali putaran tersebut tidak berlaku saat sepuluh terakhir ramadhan. Karena pada saat itu, mereka akan melaksanakannya satu putaran penuh sampai subuh. (nggak kebayang gmna serunya nanti ketika hari 10 terakhir, smg dipanjangkan umur..amiin...)
Satu lagi yang membuat saya kerasan melaksanakan tarawih disini, yakni antusias jama'ahnya dalam menghidupkan malam-malam bulan suci ini sungguh luar biasa, kemudian dengan ditemani imam yang Hafidz dengan lantunan-lantuanan ayat yang sangat merdu, menjadikan tarawih yang panjang tidak terasa.
...bersambung....
Yang 8 raka'at plus 3 witir, sama cara pelaksaannya seperti di Tanah Air. Yang membedakan hanya panjang bacaan ayat saja, yang mana disini hampir 1 juz penuh. Sedangkan mesjid yang melaksnakan tarawih dengan bilangan 20 raka'at memilki perbedaan cara pelaksaannya dengan di Tanah Air. Karena mereka melaksanakannya dalam dua putaran. Putaran pertama dilaksanakan 8 raka'at selepas sholat isya' sekitar pukul 21:15 dan akan berakhir sekitar satu jam selanjutnya, yakni pukul 22:15. Lalu kapan pelaksaan sisa 12 raka'at lainnya?. Inilah hal yang membedakan itu. Mereka akan melanjutkan sisa raka'at tersebut sekitar satu jam sebelum azan shubuh berkumandang.
Namun, berdasarkan info dari abang-abang senior disini. hal 2 kali putaran tersebut tidak berlaku saat sepuluh terakhir ramadhan. Karena pada saat itu, mereka akan melaksanakannya satu putaran penuh sampai subuh. (nggak kebayang gmna serunya nanti ketika hari 10 terakhir, smg dipanjangkan umur..amiin...)
Satu lagi yang membuat saya kerasan melaksanakan tarawih disini, yakni antusias jama'ahnya dalam menghidupkan malam-malam bulan suci ini sungguh luar biasa, kemudian dengan ditemani imam yang Hafidz dengan lantunan-lantuanan ayat yang sangat merdu, menjadikan tarawih yang panjang tidak terasa.
...bersambung....