Bismillahirrahmaanirrahiim………
Sahabat-sahabatku para pengejar
mimpi. Kalian para ksatria yang dalam proses menggapai cita-cita surgawi. Sebagai
seorang insan yang terlahir sesuai fitahnya; sebagai penyandang gelar pemuda-pemudi
yang telah dewasa secara Biologis dan Fisikologis. Tak bisa dipungkiri, bahwa
terkadang rasa sepi dalam kesendirian itu menyakitkan; sendiri dalam keramaian “trend
masa kini” itu menggalaukan. Seakan hidup gersang, tak seindah yang
dirasakan oleh mereka yang telah mendahului kita dalam menggapai sunnah Rasul-Nya
itu. Dalam ikrar suci yang diridhai.
Tatkala semua kawan telah
berlayar dengan bahtera indah itu, ketika mereka telah mereguk manisnya secangkir
madu itu, kita semakin iri saja dibuatnya. Ya. Semakin iri, pasti kalian
merasakannya.
Syair berirama dengan sahdunya:
“hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga”,”Hidup tanpa cinta bagai jiwa
tanpa raga” pasti selalu menemani hari-hari kita, jika cinta itu diartikan
hanya kasih sayang sesama lawan jenis saja. mungkinkah sang taman terlihat
indah jika tak ada setangkai bungapun bersamanya; bagaimana kondisi jiwa tanpa
raga. Mungkinkah telaga itu indah jika tak ada setetes airpun didalamnya. Entahlah…!
Namun saat ini, banyak diantara
kita yang terjebak dalam rasa itu. Ingin merasakan indahnya bunga-bunga cinta
yang tersemat layaknya mereka yang telah halal dalam ikatan suci. Serta terbuai
dalam sensasi yang sebenarnya bumbu-bumbu maksiat made in Iblis yang
terlaknat. Padahal mereka belum siap lahir batin melaju dalam ikrar suci yang
diridhai. Yang akhirnya menjadikan mereka Bermesra dalam label “cinta ilahi” dan “ta’aruf”
ala remaja islam masa kini. Yang tentunya hanya label belaka, karena praktiknya
sangat jauh dari tuntunan yang ada (bahkan tidak ada). Bahkan terkadang yang mereka
lakukan (maaf) sama sekali tak mencerminkan akhlak individu yang beragama. Karena “cinta ilahi” (cinta
karena Allah) tentu adanya setelah terucapnya ikrar suci bersama (nikah), dan “ta’aruf”
dengan perantara orang lain yang dipercaya.
Berat pasti terasa untuk
menghindar dari sebuah rasa itu. Rasa yang tak sekedar rasa, kerena rasa itu
fitrah dari Yang Kuasa, yang merupakan anugerah terindah dari-Nya. Namun tentu
Dia punya aturan terindah atas anugerah terindah-Nya itu. Iya. Dia punya
intruksi atas rasa itu.
Karana kasih sayang-Nya, Dia
instruksikan aturan itu. Jagalah pandangan, peliharalah kemaluan, agar kita tak
salah jalan. Sungguh indah aturan itu kala kita mampu merealisasikan. Tak ada
“hubungan cinta” tanpa akad suci itu. Jangankan berpegangan tangan atau duduk
berduaan. Memandang saja ada aturan. Bahkan terlarang.
Jika kita memang sedang
dihadapkan oleh asa untuk mengejar cita-cita surgawi, atau waktu belum tiba menentukan
saatnya. Disinilah kita menguji kesabaran kita dalam menjalankan perintah dan
mejauhi larangan-Nya. Yang untuk ukuran masa kini tentu sangat sulit sekali
bagi kita untuk bertahan agar tetap istiqomah. Karena dari depan-belakang; kiri-kanan
serangan trend masa kini, selalui membidik kita.
Tapi apalah mau dikata, demi
cita-cita surgawi mari kita berusaha menepis bayangannya untuk sementara saja, karena
takdir sudah tertulis rapi di lauh mahfudz, jika memang takdir itu
tertulis untuk kamu dan dia, maka hati itu nantinya akan menemui tempat
berlabuhnya yang terindah. Biarkan angin itu berhembus, biarkan air itu terus
mengalir, biarkan proses itu berjalan berotasi.
Wahai para pengejar cita-cita surgawi,
ketepikan cintamu untuk sementara terahdap
lawan jenis yang belum halal secara syariat kau berdua dengannya. Jangan
biarkan cita-citamu hanya menjadi sebuah angan-angan belaka hanya karena
seorang gadis atau jejaka yang belum halal oleh ikatan suci itu. Ingat, takdirmu
sudah tertulis, jodohmu sudah ditentukan, bidadari atau kesatriamu akan setia
menunggu. Tugasmu sekarang adalah membekali diri agar layak bersanding
dengannya. Jika sholehah yang kau pinta maka kesholehanmu perlu ditempa; bila
sholeh yang kau nanti, maka kesholehahanmu harus dipupuk dan dijaga, biar tak seperti
punguk yang merindukan sang rembulan.
Bekali diri dengan
mutiara-mutiara ilmu hikmah, agar bahtera yang kau bina nanti mampu berlabuh
dalam lautan cinta mawaddah wa rahmah. Hiasi diri dengan mozaik-mozaik cinta
pada sang ilahi, agar mahligai yang kau bina nanti diridhai dan kekal abadi. Hindari
cinta nafsu tanpa ikatan suci itu, agar keberkahan cinta dalam bejana bening
suci itu kau reguk bersama dalam naungan cinta Rahmaan-Rahiim yang tak
terbatas.
Semoga kita selalu dijaga
oleh-Nya, dari cinta nafsu tanpa ikatan suci itu, serta diberi kekuatan cinta
untuk bertahan dalam tandus sahara trend masa kini yang jauh dari aturan-aturan
syri’at-Nya. Allahu musta’an,,,.
0 komentar:
Posting Komentar
kritik dan saran yang konstruktif selalu kami tunggu dari para pembaca yang budiman,,,,,!!!